Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan, Ekonomi Digital Terancam Rp178 Triliun

UMKM juga menghadapi tekanan besar. Mereka yang selama ini memanfaatkan platform digital untuk menjangkau konsumen lebih luas, terancam kehilangan akses pasar. Biaya operasional bisa meningkat tajam seiring kemungkinan naiknya harga layanan akibat beban tambahan pada perusahaan teknologi.
“Tanpa layanan instan, bisnis e-commerce, restoran, apotek, hingga supermarket bisa kehilangan daya saing. Penurunan pelayanan akan berdampak langsung pada kepuasan pelanggan dan potensi omzet,” ujar Agung, Kamis (24/4/2025).
Dampak Sosial dan Multiplier Effect
Efek sosial dari kebijakan ini juga tidak bisa diabaikan. Lonjakan pengangguran informal, terutama di kota besar, berisiko menurunkan daya beli masyarakat. Ini bisa berimbas pada sektor lain seperti makanan, ritel, hingga layanan keuangan. Penurunan konsumsi pada akhirnya akan menekan penerimaan pajak negara.
Riset CSIS dan Tenggara Strategics menunjukkan, sektor ini berkontribusi Rp127 triliun ke perekonomian pada 2019. Dengan multiplier effect rata-rata dua kali lipat, potensi dampak ekonomi jika sektor ini terganggu bisa mencapai Rp178 triliun.
“Ekosistem digital ini bukan hanya soal pengemudi dan aplikasi, tapi juga menyokong lebih dari 1,5 juta UMKM. Jika layanan delivery menyusut hingga 70-90%, bukan hanya pendapatan yang hilang, tapi juga kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi nasional yang ikut terganggu,” tegas Agung.
Editor : Hasiholan Siahaan