Inovasi Hijau: Budidaya Maggot Bantu Atasi Sampah dan Tambah Penghasilan

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Sampah organik yang biasanya dianggap limbah tak bernilai kini bisa diubah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Melalui program “Maggotin”, Dompet Dhuafa menghadirkan solusi pemberdayaan berbasis ekonomi sirkular dengan mengembangkan budidaya maggot (larva lalat Black Soldier Fly) untuk mengurai sampah organik dan menghasilkan nilai tambah ekonomi.
Paiman, seorang warga Karanganyar, Lampung, adalah salah satu penerima manfaat program ini. Ia mulai membudidayakan maggot dalam skala kecil karena keterbatasan modal dan pengetahuan. Kini, berkat pendampingan Dompet Dhuafa, usahanya berkembang dan mampu menghasilkan pendapatan yang stabil. Maggot yang ia kembangkan tak hanya bermanfaat sebagai pakan ternak, tetapi juga berpotensi dikembangkan ke sektor lain seperti industri kosmetik.
"Maggot BSF memiliki kemampuan luar biasa dalam mengurai sampah. Sebanyak 10.000 ekor maggot mampu mengurai hingga 5 kg sampah organik hanya dalam waktu 24 jam," jelas Paiman. “Selain itu, pakan maggot juga memangkas biaya operasional ternak. Untuk 50.000 ekor ikan lele yang saya pelihara, biaya pakan bisa ditekan drastis.” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Secara finansial, Paiman mencatatkan penghasilan bersih antara Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan dari penjualan maggot secara daring. Untuk penjualan langsung atau offline, pendapatannya berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Wawan Setiawan, pendamping program dari Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa “Maggotin” merupakan program terintegrasi yang menghubungkan pengelolaan sampah dengan sektor peternakan. Sampah organik diolah menjadi pakan maggot, yang kemudian digunakan untuk memberi makan ikan lele dan unggas. Hasilnya, para penerima manfaat, terutama dari kalangan mustahik, dapat memperoleh pendapatan tambahan.
"Melalui pendekatan ini, kami tidak hanya mengatasi permasalahan sampah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi lokal. Program ini kami harapkan bisa menjadi model edukasi zero waste dan menginspirasi masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah secara mandiri,” ujar Wawan.
Paiman mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Keinginannya untuk mengurai sampah organik agar tidak menimbulkan bau dan penyakit kini terwujud. “Saya bersyukur, sekarang bisa mengelola sampah dengan lebih bermanfaat dan bahkan menghasilkan,” ucapnya.
Editor : Hasiholan Siahaan