Dukung Pemerataan Akses Kesehatan Lewat Perilisan Ventilator Dräger Pertama Buatan Indonesia

BEKASI,iNewsTangsel.id- Dräger Indonesia, produsen ventilator asal Jerman, menghadirkan produk alat bantu pernapasan Savina 300 ID pertama kali buatan dalam negeri. Perakitan ventilator tersebut dilakukan di pabrik PT PHC Indonesia di Cikarang, Jawa Barat.
Bisa dikatakan, apa yang dilakukan Drager Indonesia dalam menciptakan alat ventilator lokal ini sebagai upaya membantu pemerintah Indonesia menghasilkan inovasi dalam rangka pemerataan akses kesehatan membutuhkan transformasi di berbagai lini.
Perkembangan industri alat kesehatan (alkes) juga beriringan dengan meningkatnya penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri (AKD), yang pada 2024 mencapai 48%, dibandingkan 12% pada 2019.
Tren ini menjadi indikasi positif bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian di sektor alat kesehatan, sebuah langkah yang sangat penting di tengah dinamika global yang terus berubah.
Peluncuran Savina 300 ID di Indonesia dilakukan oleh Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia - Bapak Faisol Riza, Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kefarmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS, Managing Director Dräger Indonesia - Ratna Kurniawati beserta COO Dräger APAC dan Managing Director ASEAN – Mr Thomas Jakob dan turut didampingi oleh Chairman and Shareholder of Gobel Group – Bapak Dr. (H.C.) H. Rachmat Gobel serta Presiden Director PT PHC Indonesia – Yuji Okada. Peluncuran Savina 300 ID diadakan di PT PHC Indonesia yang bekerja sama dengan Dräger Indonesia dalam perakitan Savina 300 ID.
Managing Director Dräger Indonesia, Ratna Kurniawati mengatakan kehadiran produk Savina 300 ID yang dibuat lokal menjadi salah satu upaya pihaknya mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan global.
“Lebih dari itu, kami juga mempersiapkan peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan karena transformasi kesehatan juga harus sejalan dengan transformasi pilar kelima yaitu SDM kesehatan,” kata Ratna dalam Launching Ventilator Savina 300 ID di Cikarang, Kamis (19/6/2025).
Adapun, sebelumnya Indonesia telah mengimpor produk ventilator Drager lebih dari 1.000 unit untuk ke rumah sakit di berbagai wilayah.
Sementara secara keseluruhan produk Drager telah didistribusikan hingga 11.000 instalasi di berbagai wilayah. Dia menerangkan, Savina 300 ID dapat digunakan di RS yang belum memiliki instalasi sentral gas udara tekan.
Savina 300 ID memiliki beragam fitur dan aplikasi seperti untuk pasien dengan berat mulai dari 5kg, memiliki baterai internal dan eksternal, memiliki indikator untuk pengukuran CO2, pilihan bahasa Indonesia untuk memudahkan pengoperasian, layar sentuh yang berwarna dengan interface sesuai standar global.
Ratna menambahkan pihaknya sudah memiliki peta jalan yang telah dikonsultasikan dengan Kementerian Kesehatan.
“Next stage-nya seperti apa, dalam jangka waktu berapa lama, bukan hanya mengenai line produksi, tapi juga mengenai kandungan lokal kontennya, apa saja yang bisa kita perbaiki, tambahkan di tahun-tahun yang akan datang,termasuk produk apalagi yang akan kita bawa ke depannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur PT PHC Indonesia Taufik Niode mengatakan komponen lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari produk Savina 300 ID saat ini di atas 25% dengan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) 9,3%.
“Pastinya tidak berhenti di sini, ada beberapa fase juga yang harus kita jalani, lokalisasi, kenaikan proses juga di Indonesia, yang sudah kita, tiga parti ya komitmen ya, antara PHCI, DREGER, dan juga Kemenkes. Untuk step-step berikutnya itu harus kita laksanakan juga,” tuturnya.
Sementara itu, dia menerangkan bahwa saat ini kapasitas produksi Drager Indonesia untuk ventilator ini telah dibuka satu line dengan volume 530 unit per tahun.
Direktur Jenderal Kefarmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS, mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan terus mendorong kerja sama dengan multipihak agar dapat memproduksi alat-alat kesehatan di dalam negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan, dan mempercepat akses terhadap teknologi medis yang aman, inovatif dan berkualitas.
"Hari ini kita melihat ventilator dengan teknologi Jerman yang diluncurkan oleh Dräger Indonesia dan saya optimis peluncuran ini dapat membantu perluasan akses layanan kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, kita bisa mencapai kemandirian alkes yang lebih kuat dan berkelanjutan.“ungkapnya.
Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia Faisol Riza menyampaikan, “Industri alat kesehatan memegang peran vital di Indonesia, tidak hanya sebagai penopang ketahanan sistem kesehatan nasional, tetapi juga sebagai bagian dari sektor industri mesin dan perlengkapan yang ditargetkan tumbuh rata-rata 6,7–7,7% per tahun pada periode 2025–2029. Kebutuhan alat kesehatan di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan penduduk, dinamika epidemiologi, serta ekspansi fasilitas layanan kesehatan.
Dia mengungkapkan produk ventilator saat ini masih masuk ke dalam 10 besar alat kesehatan by value yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri. Nilai impor ventilator pada tahun 2024 mencapai 68,4 juta dollar dan naik 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tentunya mengindikasikan tantangan besar kemandirian sektor kesehatan nasional yaitu dominasi produk impor yang masih tinggi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa dalam konteks ini, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dräger Indonesia atas komitmen dan investasi strategis yang telah dilakukan.
Dia memaparkan bahwa Investasi ini akan mendorong peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, mendukung substitusi impor, menciptakan lapangan kerja, serta memfasilitasi transfer teknologi dan penguatan sumber daya manusia industri. Hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan transformasi industri 4.0. kontribusi nyata dalam memperkuat pondasi kemandirian industri alat kesehatan nasional.
"Dengan memproduksi ventilator di dalam negeri, Dräger Indonesia turut mendukung program substitusi impor, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).“jelasnya.
Sebagai informasi, Savina 300 ID adalah ventilator berbasis turbin yang menggunakan teknologi dari Jerman yang dapat memberikan terapi invasif dan non-invasif dalam satu perangkat, bisa digunakan di ruangan ICU, HCU, PICU dan atau bahkan bisa dipindah-pindahkan dengan mudah.
Savina 300 ID cocok digunakan di RS yang belum memiliki instalasi sentral gas udara tekan. Savina 300 ID memiliki beragam fitur dan aplikasi seperti: digunakan untuk pasien dengan berat mulai dari 5kg, memiliki baterai internal dan eksternal, memiliki indikator untuk pengukuran CO2, pilihan bahasa Indonesia untuk memudahkan pengoperasian, layar sentuh yang berwarna dengan interface sesuai standard Dräger secara global sehingga mudah dipelajari dan digunakan oleh tenaga kesehatan.
Nantinya, Savina 300 ID akan didistribusikan ke rumah sakit tipe A, B, dan C di seluruh Indonesia. Produksi Savina 300 ID dilakukan di PT PHC Indonesia. Kerja sama antara Dräger Indonesia dan PT PHC Indonesia merupakan kemitraan strategis jangka panjang sebagai dua perusahaan yang sama-sama memiliki visi mendukung perluasan akses layanan kesehatan di Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan