Tampil Apik Menyanyi Seriosa, Tunjukan Kepedulian pada Penderita Auto Imun dalam Laras Diri Nusanta

JAKARTA,iNewsTangsel.id-Aktris sekaligus juga model Qory Sandioriva menunjukan bakat menyanyi seriosa dalam rangka mendukung acara Laras Diri Nusantara: Ruang Pulang, Berdaya, dan Bermakna yang digelar oleh Talenesia, platform pendidikan pemberdayaan anak muda pada akhir pekan lalu.

“Aku dalam acara ini terlibat menyanyi seriousa yang dimana saya ada pelepasan diri hati saya curahkan ke penonton dan bisa mengajak penonton juga untuk bisa melepaskan dari beban beban hidup mereka,”ujar Qory Sandioriva selepas acara dikawasan Cilandak, akhir pekan lalu.

Rupanya keterlibatannya dalam program ini lantaran didalamnya dirancang sebagai ruang pemulihan, upaya merawat kesehatan fisik, menjernihkan pikiran, dan memaknai ulang perjalanan hidup secara menyeluruh yang menjadi semangat dan latar belakang mendukung terlibat dalam kegiatan tersebut.

"Jadi acara ini kita mensimulasikan bahwa di dalam tubuh kita ada cakra-cakra dan banyak hal yang tubuh kita sendiri memang bisa menyembuhkan diri kita sendiri, salah satunya dengan seni, meditasi," tutur Qory Sandioriva.

“Satu memang suka kegiatan amal, kedua ini berhubungan dengan penyakit juga karena sedang aktif juga dibidang auto imun yang dimana berhubungan dengan mental health jadi kalo ada korelasinya pasti akan support,”sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Putri Indonesia 2009, Qory Sandioriva, berbagi cerita perjuangan panjang melawan autoimun. Diketahui Qory mengidap kondisi tersebut selama 17 tahun. Alhasil, banyak langkah dan usaha yang telah Qory lakukan untuk dapat menggapai kesembuhan. Di antara hal tersebut adalah dengan rutin meditasi.

"Saya sudah membuktikan sendiri, walaupun saya terkena penyakit baru, tapi lupus saya yang sudah 17 tahun itu normal, jantung saya sehat, paru-paru bersih, liver bagus, fungsi ginjal saya membaik," kata Qory.

Perempuan kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1991 itu juga mengungkap bahwa mencintai diri sendiri merupakan salah satu langkah dalam menggapai kesembuhan. Hal tersebut bisa dilakukan semua orang.

"Jadi dengan cara meditasi, dengan kita mengaca dengan diri kita sendiri, self love, sangat reflektif untuk menyembuhkan penyakit apapun dan kalo dari teori, 25 persen obat, 25 persen terapi, 25 persen mental health. Meditasi adalah adalah bagaimana menyeimbangkan dan menyelaraskan jiwa, raga" ujar yang juga menjadi duta Autoimun ini.

Lebih lanjut, wanita 33 tahun ikut mendukung acara Laras Diri Nusantara: Ruang Pulang, Berdaya, dan Bermakna yang digelar oleh Talenesia, platform pendidikan pemberdayaan anak muda. 

Alhasil dengan pengalaman serta perjuangan panjang melawan penyakit autoimun yang menyerang tubuhnya selama lebih dari 17 tahun dan merusak 13 organ ini membuatnya tanpa pikir panjang terlibat dalam kegiatan Laras Diri Nusantara ini yang memiliki tujuan sosial. 

Sebab seluruh hasil dari penjualan tiket akan digunakan untuk mendanai program pendidikan dan pendampingan psikologis bagi anak-anak muda yang menghadapi keterbatasan ekonomi hingga trauma emosional.

"Acara hari ini kita mau membantu mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak Indonesia yang sekarang sedang mengalami banyak kesulitan ya, sulit cari kerja," kata Aldo Massali, CEO Talenesia.

"Mereka kuliah S1, tapi sulit dapat kerja, kita di sini punya program membantu didampingi sampai dapat kerja, mereka juga akan dibantu secara mental," imbuh Aldo.

Adapun dengan program intensif selama 9 bulan bersama Talenesia, para penerima manfaat akan memperoleh pelatihan kerja berbasis praktik langsung, pendampingan psikologis dan pengembangan diri, akses ke jejaring profesional, serta program mentoring dari pelaku usaha dan praktisi berpengalaman.

"Jadi tidak hanya secara skill, tapi juga secara mental untuk mendampingi mereka sampai dapat kerja. Dana program itu kita pakai untuk menjalankan program-program tersebut," tandas Aldo.

Istri Shah Rei Sukardi ini berterima kasih atas kegiatan ini yang didalam ada penggalangan dana juga sebagai bentuk peduli dengan pemuda yang mungkin mereka kekurangan finansial, kekurangan pengetahuan dan lainnya sehingga mereka bisa survive untuk hidup mereka masing-masing.

“Generasi muda punya kesempatan bekerja dan menggapai masa depan mereka tidak menjadi tunawisma dan juga mungkin teman yang punya informasi bagi siapapun talanesia sebagai tempat untuk pendidikan bersharing atau cerita,”tutupnya.

Editor : Hasiholan Siahaan