get app
inews
Aa Text
Read Next : Banten Siapkan Kantor Sekretariat Khusus Program MBG, Andra Soni: Jadi Pusat Koordinasi!

Bahaya Radioaktif di Cikande Banten, Pakar: Pengawasan Bahan Nuklir Masih Lemah

Senin, 06 Oktober 2025 | 22:30 WIB
header img
Diskusi publik bertajuk “Perang Dunia – Nuklir dan Masa Depan Peradaban” di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta. Foto Hasiholan

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Analis Geopolitik dan Hubungan Internasional dari Institut Peradaban, Dian Wirengjurit, menilai temuan zat radioaktif di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, merupakan bentuk kelalaian pengawasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pandangan itu ia sampaikan dalam diskusi publik bertajuk “Perang Dunia – Nuklir dan Masa Depan Peradaban” di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (6/10/2025).

Menurut Dian, temuan bahan berbahaya seperti cesium-137 seharusnya tidak terjadi apabila mekanisme penyimpanan dan pengawasan bahan radioaktif dijalankan secara benar oleh instansi atau pelaku industri terkait. “Masalahnya benda itu berpotensi mengeluarkan radiasi. Kalau uranium jelas sangat berbahaya, tapi zat seperti cesium pun tetap membutuhkan penanganan profesional,” ujarnya.

Dian menjelaskan, meski radiasi dari cesium tidak sekuat uranium, zat ini tetap bisa berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia jika dibuang tanpa prosedur aman. Ia menduga, temuan tersebut berasal dari limbah industri atau alat bekas yang tidak dikelola sesuai standar keselamatan. “Kalau pun ada radiasi, levelnya jauh di bawah uranium. Namun tetap harus ditangani secara hati-hati,” tegas mantan Duta Besar RI untuk Iran itu.

Menanggapi isu yang berkembang soal dugaan paparan radiasi terhadap hewan laut, Dian meminta publik agar tidak panik berlebihan. Menurutnya, kasus penolakan ekspor udang Indonesia di luar negeri lebih sering disebabkan oleh pengawasan mutu produk yang lemah, bukan karena radiasi. “Kalau hanya karena radiasi kecil pada udang lalu dikaitkan dengan ekspor, itu tidak profesional. Kasus seperti itu sudah pernah terjadi bahkan sebelum isu nuklir muncul,” tambahnya.

Dian menilai, insiden di Cikande seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah dan industri untuk memperkuat sistem pengawasan bahan berisiko tinggi, termasuk kimia dan radioaktif. “Kita tak perlu panik, tapi ini momen penting untuk evaluasi. Saya yakin ahli nuklir Indonesia mampu menangani dengan baik,” ujarnya optimistis.

Sebagai informasi, Institut Peradaban merupakan lembaga kajian strategis yang digagas oleh Prof. Jimly Asshiddiqie dan Prof. Salim Said, yang menyoroti isu-isu global terkait peradaban dan keamanan dunia. Dalam diskusi tersebut, hadir pula sejumlah tokoh nasional seperti Prof. Makarim Wibisono, Jaya Suprana, dan Laksdya TNI (Purn) Prof. Amarulla Octavian.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut