Indonesia Masuk 5 Besar Dunia dalam Jumlah Penderita Diabetes Dewasa
JAKARTA, iNewsTangsel.id - Menjelang Hari Diabetes Sedunia 2025 pada 14 November, Indonesia dihadapkan pada dua ancaman besar yang saling terkait: meningkatnya angka obesitas dan diabetes. Kedua kondisi ini kini mendorong krisis kesehatan dan ekonomi yang semakin serius, memerlukan langkah kolaboratif lintas sektor.
Menurut IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 (2024), terdapat 20,4 juta warga Indonesia yang hidup dengan diabetes, dan jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2050. Indonesia kini menempati posisi kelima tertinggi di dunia untuk jumlah penderita diabetes dewasa.
Masalah obesitas turut memperparah situasi. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas pada usia di atas 18 tahun naik dari 21,8% (2018) menjadi 23,4% (2023), sementara obesitas sentral—lemak berlebih di perut—mencapai 36,8% pada usia di atas 15 tahun. Penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkirakan, dampak ekonomi akibat obesitas mencapai Rp78,478 miliar per tahun, mencerminkan bahwa persoalan ini bukan lagi isu personal, melainkan krisis nasional.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Obesitas, yang mengatur penanganan secara bertahap: mulai dari perubahan gaya hidup, aktivitas fisik teratur, hingga terapi medis berbasis bukti ilmiah bila diperlukan. “Sekitar satu dari empat orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas, dan lebih dari satu dari tiga mengalami obesitas sentral. Ini bukan sekadar angka statistik, tapi peringatan keras,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Kamis (13/11/2024).
“Tanpa tindakan segera, beban penyakit kronis akan terus meningkat. Kolaborasi lintas sektor—dari edukasi publik, layanan kesehatan, hingga kebijakan gaya hidup sehat—menjadi kunci untuk menekan laju obesitas dan diabetes,” lanjutnya.
Editor : Hasiholan Siahaan