Ada Pembayaran ke PDAM, Publik Kembali Pertanyakan Transparansi Sumber AMDK
TANGERANG, iNewsTangsel.id - Publik kembali dibuat bingung setelah DPR RI mengungkap adanya pembayaran Rp600 juta per bulan dari salah satu produsen air minum dalam kemasan (AMDK) kepada PDAM Subang. Temuan ini memicu tanda tanya besar tentang transparansi dan kejelasan sumber air yang selama ini diklaim berasal dari pegunungan.
“Selama puluhan tahun, AMDK tersebut identik dengan air pegunungan. Narasi ini melekat kuat melalui komunikasi perusahaan yang menekankan kemurnian dan sumber air alami. Namun, kabar mengenai aliran dana rutin ke PDAM membuat sebagian masyarakat mempertanyakan, apakah sumber air yang digunakan benar-benar berasal dari mata air pegunungan seperti yang diklaim,” kata Perbawa (46), warga Kota Tangerang, Senin (24/11/2025).
Dia menjelaskan, menurut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi,, kesepakatan pembayaran antara kedua pihak sebenarnya sudah berlangsung sejak 1994. Pada waktu itu, produsen AMDK dan PDAM menggunakan sumber air dari titik yang sama. Namun, kini produsen AMDK telah mengambil air dari lokasi berbeda.
“Kami justru semakin bingung, mengapa pembayaran tersebut tetap berjalan. Karena informasinya, sumber air sudah berbeda. Kebingungan ini kemudian berkembang menjadi kekhawatiran mengenai kurangnya konsistensi komunikasi,” terangnya.
Menanggapi hal itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara, Algooth Putranto mengungkapkan, persoalan yang muncul bukan hanya terkait operasional, melainkan bagaimana informasi disampaikan kepada masyarakat.
“Komunikasi yang tidak sejalan dengan praktik di lapangan dapat mengikis kepercayaan publik. Ini bukan lagi soal benar atau salah secara hukum, tapi soal kejelasan komunikasi,” ujarnya.
Menurut Algooth, ketidaktepatan informasi menimbulkan ruang spekulasi yang berpotensi merugikan konsumen. Ketidaksesuaian ini juga berpotensi mengikis kepercayaan konsumen.
“Komunikasi seperti ini tidak konsisten,” tegas dia.
Sementara itu, pengamat strategi komunikasi, Safaruddin Husada, juga menyoroti pentingnya kejujuran. Karena merek harus menyampaikan informasi kebenaran yang jelas dan mudah dipahami masyarakat.
“Terkait pembayaran dalam jumlah besar tanpa penjelasan memadai membuka celah persepsi yang membingungkan di masyarakat,” ujarnya
Editor : Elva Setyaningrum