JAKARTA, iNews.id - Pengamat maritim dari National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mendukung Operasi Sapu Bersih yang digelar TNI AL. Dampak operasi itu membuat pencoleng yang ada di laut menjadi gerah.
Patut dibanggakan lagi operasi itu melibatkan sebanyak 50 KRI dan 5.000 prajurit TNI AL yang tetap berpatroli di saat libur hari besar keagamaan seperti Lebaran dan Natal.
"Tapi dalam operasi itu TNI AL juga harus tahu batas kewenangan. Karena di laut banyak juga institusi atau instansi yang memiliki kewenangan sebagai penegakan hukum. Jadi jangan disikat semua oleh TNI AL," ujar Siswanto Rusdi di Jakarta dalam keterangan yang diterima Ahad (19/6/2022).
Siswanto memaparkan, operasi dilakukan sebagai upaya menaikkan integritas Nasionalisme yang saat ini mulai tergerus. Namun demikian operasi tersebut jangan disalahartikan bahwa kapal asing tidak boleh masuk. Karena apa gunanya pelabuhan - pelabuhan yang dibuat jika kapal asing tidak boleh masuk perairan Indonesia. Sementara dokumen dan persyaratan telah dipenuhi kapal asing.
Siswanto pun berharap operasi sapu bersih itu juga menjadi momentum untuk bersih - bersih di internal TNI AL. Berikan hukuman yang maskimal bagi oknum yang melakukan pelanggaran dalam tugasnya sehingga menurunkan marwah TNI AL di mata masyarakat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait