Para pemuda merasa panik dan ketakutan, kemudian berbondong-bondonglah para Anggota Hisbullah BKR datang menghadap KH Subchi yang dianggap sebagai sesepuh di Parakan untuk dimohon gemblengan dan wejangan,
Pemuda di daerah-daerah di luar Kabupaten Temanggung berbondong-bondong datang menghadap kepada Mbah Subeki dengan berjalan, naik truk terbuka dan Pemerintah menyediakan Kereta Api Luar Biasa (KLB).
Naik kereta api sampai penuh sesak dan menaiki di atas kereta api sampai gerbong panjang sekali seperti ular bergerak. Sampai Parakan mereka menghadap Mbah Subeki sampai antri sepanjang jalan Kauman, jalan jetis kulon.
Menurut buku catatan, sekitar 10.000 orang tiap hari selama 1 tahun warga datang ke Parakan. Pada waktu itu pemuda-pemuda dari pulau Jawa-Madura, dan banyak sekali dari Luar Jawa.
Pada waktu itu Kota Parakan, pagi, siang, malam seperti pasar malam, bahkan seperti di Makkah, karena ada antrean panjang seperti para Jamaah Haji di waktu thawaf.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait