JAKARTA, iNewsTangsel.id - Di era serba digital, bidang Sains, Teknologi, Engineering, Teknik, dan Matematika (STEM) memiliki peranan penting yang berpengaruh kepada kehidupan banyak orang. Sayangnya, tingkat partisipasi perempuan di bidang STEM tidak sepesat digitalisasi di Indonesia. Boston Consulting Group (2020) melaporkan hanya sekitar 22% dari perempuan tersebut bekerja di bidang teknologi. Fakta ini akan membawa kita pada pertanyaan apa yang menyebabkan rendahnya partisipasi perempuan di bidang STEM?
Adapun berdasarkan riset Microsoft Asia, Mastercard (2017) faktor pendorong perempuan memiliki karir di bidang STEM adalah 49% dukungan keluarga, 38% karena beasiswa, 36% pengaruh role model perempuan, dan 29% karena dukungan sekolah dan institusi. Apabila jumlah ini semakin besar, perempuan akan mendapat porsi yang lebih banyak di industri STEM.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi perempuan di bidang STEM adalah kurangnya representasi dan peran model yang kuat. Terlebih lagi stereotip gender yang berhubungan dengan kemampuan dan minat dalam bidang STEM dapat menghambat perkembangan karier perempuan di bidang ini. Banyak perempuan yang juga terhambat oleh stigma masyarakat yang mempengaruhi kualitas pendidikan mereka sehingga para perempuan kurang terwakili dalam bidang STEM. Tidak hanya di Indonesia, hal ini tercermin dalam data dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di kawasan Asia Pasifik dimana sebanyak 45% perempuan percaya pekerjaan STEM tidak sesuai dengan perempuan dan 50% perempuan kurang tertarik berkarir di bidang STEM karena sentimen dominasi laki-laki.
Amanda Simandjuntak, Co-founder & CEO Markoding mengungkapkan, “Tidak ada batasan untuk berinovasi. Melalui program ini, kami mengajak setiap perempuan yang mau mengukir prestasi melalui inovasi kreatif. Program Perempuan Inovasi 2023 diharapkan tidak hanya memberikan peluang, tetapi juga mengukuhkan kolaborasi untuk menginspirasi dan mewujudkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh setiap perempuan sebagai agen perubahan dan pendorong kesetaraan gender.”
Melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh seorang perempuan, Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, dan Magnifique Indonesia menggagas gerakan Perempuan Inovasi untuk membantu para perempuan muda Indonesia mengembangkan potensinya melalui berbagai program kolaborasi dan pelatihan di bidang teknologi digital, kewirausahaan sosial, lingkungan dan literasi. Misi Perempuan Inovasi adalah membangun generasi perempuan Indonesia yang berdaya, berinovasi, berkontribusi, dan berdampak bagi bangsa. Hal ini juga sejalan dengan kebutuhan jumlah talenta digital di Indonesia menurut World Bank (2019), yakni sebesar 9 juta jiwa pada tahun 2030.
Melalui program Perempuan Inovasi 2023, peserta akan mendapatkan kesempatan untuk dibekali dengan keterampilan yang relevan dengan industri untuk mengembangkan inovasi guna memecahkan masalah terkait gender di lingkungan sekitar mereka, seperti kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, perkawinan anak, dan kesetaraan gender secara gratis.
“Ketika perempuan mendapatkan ruang untuk berinovasi, mereka tidak hanya mengubah diri mereka sendiri, tetapi mengubah dunia di sekitar mereka. Program Perempuan Inovasi 2023 adalah panggilan bagi semua perempuan untuk menjadi role model bagi generasi mendatang. Kami berharap para perempuan memperoleh solusi terkait isu perempuan dan teknologi serta gender yang sering kali menjadi penghalang untuk memaksimalkan kemampuan mereka di ranah profesional.” Ungkap Dian Sastrowardoyo, Founder Yayasan Dian Sastrowardoyo.
Pada tahun 2022, program ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia dan telah melatih 4.122 peserta (83,3% perempuan) dan 777 guru (81,7% perempuan) dari 742 sekolah di 27 provinsi di Indonesia. Melalui inisiatif ini, mereka meluncurkan 537 proyek inovasi digital dalam bentuk website, aplikasi, dan game. Kini, Perempuan Indonesia 2023 juga didukung oleh Telkomsel dan terbuka untuk kerjasama sponsorship dengan berbagai pihak guna memberikan lebih banyak beasiswa kepada peserta program untuk mendorong pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Tahapan program dimulai dari pendaftaran partisipan di bulan hingga tanggal 23 Agustus 2023, disusul dengan program kelas web development dan UI/UX hingga tanggal 3 September 2023, kemudian tech bootcamp mulai bulan Oktober 2023 hingga Februari 2024. Puncak acara dilaksanakan pada Demo Day di bulan Maret 2024. Keseluruhan program juga didukung oleh Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, dan Magnifique Indonesia. Selain teknologi digital, ke depannya, program Perempuan Inovasi juga akan mengembangkan kolaborasi dan pelatihan di bidang kewirausahaan sosial, lingkungan dan literasi pendidikan.
Program terbuka untuk perempuan minimal berusia 12 tahun, yang duduk di bangku pendidikan SMP, SMA/SMK sederajat, mahasiswa, profesional, atau yang sedang mencari pekerjaan. Peserta harus memiliki akses internet dan laptop atau komputer sekaligus berkomitmen untuk mengikuti program hingga selesai.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait