JAKARTA, iNewsTangsel.id - Siapa mengira Abdullah al Qoshimi seseorang yang menulis buku tentang Tauhid untuk membantah semua kebhatilan, namun dia di akhir hidupnya, Abdullah al Qoshimi wafat dalam keadaan menjadi seorang atheis.
Al-Ustadz Abu Isa -semoga Allah melindunginya- mengingatkan bahwa jangan pernah menganggap enteng soal Tauhid, dan jangan pernah merasa terlindungi dari jatuh ke dalam kesyirikan! Ini adalah pesan yang disampaikan oleh al Ustadz Abu Isa.
Cerita ini berkisah tentang seseorang yang menulis buku tentang tauhid, yaitu Abdullah al Qoshimi, namun pada akhir hidupnya, Allah Ta'ala menghendaki dia meninggal dalam keadaan atheis. Oleh karena itu, jangan pernah merasa aman dari risiko tergelincir ke dalam kekufuran.
Teruslah memperdalam pelajaran tentang tauhid dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala agar diberikan keteguhan hati.
Abdullah al-Qashimi, penulis buku yang mengkritik orang-orang Syiah yang menyerang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Salah satu tulisannya yang cukup populer adalah buku berjudul ‘As-Shira Baini al-Islam wa al-Watsaniyyah’ yang berarti Peperangan antara Islam dan Pemuja Berhala.
Buku tersebut mendapat banyak pujian, salah satunya dari guru Al-Qasimi sendiri, yaitu Syekh Shali Munajid yang mengatakan bahwa Al-Qasimi dengan bukunya tersebut sudah membayar mahar untuk masuk surga.
لقد دفع القصيمي مهر الجنة بكتابه هذا
Sungguh al Qashimy telah membayar mahar surga dengan kitabnya ini. Namun, pada akhir hidupnya, dia tersesat ke dalam kepercayaan atheis dan meninggal dalam keadaan tersebut. Semoga Allah meneguhkan hati kita pada kebenaran.
Abdullah Al-Qasemi lahir di Buraydah pada tahun 1907. Pada masa kecilnya, dia menempuh pendidikan di sekolah Syeikh Ali Mahmoud. Setelah ayahnya meninggal pada 1992, seorang pedagang bernama Abdulaziz Al-Rashed Al-Humaid, yang terkesan dengan Al-Qasemi, membawanya ke Irak untuk belajar. Di sana, ia berguru di sekolah Syeikh Amin Shanqeeti, Zubair, Iraq.
Selanjutnya, ia melakukan perjalanan ke India dan menghabiskan sekitar dua tahun untuk studi. Di sana, ia mempelajari bahasa Arab, hadis, dan dasar-dasar syariah Islam. Setelah itu, Al-Qasemi kembali ke Irak dan berguru di sekolah al-Kazimiyah sebelum akhirnya memutuskan untuk menetap di Kairo.
Di Kairo, Al-Qasimi mengikuti kuliah di Universitas Al Azhar pada tahun 1927. Selama menjadi mahasiswa di Mesir, ia menulis berbagai buku.
Namun, selain menulis berbagai buku, ia juga membuat karya-karya kontroversial yang menyinggung para ulama di Al-Azhar. Akibatnya, dia diusir dari universitas tersebut.
Setelah insiden itu, Al-Qasimi mengalami perubahan pandangan. Dia mengubah pandangannya hingga akhirnya disebut sebagai seorang atheis. Transformasi drastisnya dari pendukung salafisme menjadi seorang atheis yang menganut pemikiran bebas, membuatnya banyak dikritik oleh orang lain.
Pada awalnya, dalam tulisannya, ia mendorong rasionalisasi dalam agama, namun lalu mengalihkan fokusnya menjadi kritik pedas terhadap dogma agama dan budaya Arab secara umum. Salah satu bukunya yang kontroversial berjudul 'Mereka Berbohong untuk Melihat Tuhan yang Indah'.
Dengan tindakan kontroversialnya, Al-Qasimi tercatat selamat dari dua percobaan pembunuhan di Mesir dan Lebanon. Bahkan, ia pernah dipenjara atas dorongan pemerintah Yaman karena pengaruh besar yang dimilikinya terhadap para siswa Yaman yang sering bertemu dengannya. Pemikirannya dianggap berbahaya dan dianggap tidak sesuai dengan Islam.
Pada akhir hayatnya, Abdullah Al-Qasimi dirawat di Rumah Sakit Ain-Shams, Kairo pada Desember 1995. Kemudian, pada 9 Januari 1996, ia meninggal dunia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait