Suatu pagi ketika Rizal Ramli (RR) masih menjabat Menteri Koordinator Perekonomian (2000-2001) menelpon saya langsung dari kantornya hanya sekedar memberi apresiasi dan respek terhadap muatan ide di dalam tulisan saya di harian Kompas tentang utang Luar Negeri. Dulu jaman Orde Baru, kita tergantung kepada Utang Luar negeri sehingga ada sisi kurang berdaulat dan ada nuansa didikte dalam kebijakan ekonomi.
Saya sudah tidak ingat keseluruhan ide dari tulisan tersebut karena hari-hari berikutnya selalu ada saja artikel yang harus saya tulisan untuk majalah Tempo, harian Republika, Bisnis Indonesia, dan lainnya.
Setelah pembicaraan utang dan macam-macam selesai, saya berpikir, jika respon Menko Rizal baik, maka saya perlu membaca dan melanjutkan ide-ide yang ada di dalamnya.
Saya membaca kembali tulisan tersebut dan saya pikir muatannya cukup mendalam dan kritis. Dari percakapan bersifat pribadi dan persahabatan intelektual tersebut, maka saya dengan dasar sub-sub bab dari tulisan tersebut kemudian menjadi bab-bab di dalam buku yang berjudul Ekonomi Politik Utang.
Editor : Mochamad Ade Maulidin
Artikel Terkait