Namun, Gus Rouf melihat kentongan sebagai alat kreatif yang memiliki nilai, digunakan untuk menyamakan frekuensi dan diekspos melalui media sosial.
Terobosan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat, dengan puluhan ribu kentongan diproduksi dan ribuan pemesan melalui WhatsApp.
Gus Rouf mengajak pendukung AMIN untuk membawa kentongan saat mendatangi TPS pada 14 Februari, sebagai cara untuk membuat siapa pun yang berniat curang merasa terancam. "Ini akan memunculkan rasa percaya diri. Dengan cara yang sederhana, jika ada indikasi kecurangan, tinggal bunyikan kentongan, tidak lagi terjebak pada prosedural," tambahnya.
Ia mengajak masyarakat untuk mengawasi seluruh tahapan pemilu karena indikasi kecurangan sangat nyata. Mengapa menggunakan kentongan? Menurut Gus Rouf, kentongan sudah menjadi bagian familiar di Indonesia. "Di kampung-kampung, jika ada ancaman perampokan, kebakaran, atau banjir, kentongan selalu dibunyikan," ungkapnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait