CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Mungkin diantara kita masih ada yang belum pernah mendengar istilah Neuroteologi.
Neuroteologi adalah bidang penelitian lintas disiplin yang menggabungkan ilmu saraf (neurosains) dengan teologi (ilmu agama) untuk memahami koneksi antara aktivitas otak manusia dan pengalaman religius serta spiritualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana proses neurologis dalam otak manusia berinteraksi dengan keyakinan, pengalaman spiritual, dan praktik keagamaan. Disiplin ini melibatkan pemahaman yang dalam tentang neurosains, teologi, dan filsafat.
Neuroteologi, yang juga dikenal sebagai "ilmu saraf spiritual," merupakan bidang studi baru yang berusaha memahami hubungan antara ilmu otak dan agama. Para ahli dalam bidang ini berupaya keras untuk menjelaskan dasar neurologis dari pengalaman spiritual, seperti "perasaan bahwa waktu, ketakutan, atau kesadaran diri telah hilang; kekaguman rohani; kesatuan dengan alam semesta."
Mengutip National Library of Medicine, baru-baru ini minat terhadap neuroteologi meningkat secara global. Bidang ini bersifat multidisiplin dan meliputi teologi, studi agama, pengalaman dan praktik keagamaan, filsafat, ilmu kognitif, ilmu saraf, psikologi, dan antropologi. Setiap bidang ini dapat memberikan kontribusi pada neuroteologi dan sebaliknya, neuroteologi dapat memberikan kontribusi pada setiap bidang tersebut.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait