Filosofi ini, kata Luhut, sejalan dengan dengan semangat dari tema “Water for Shared Prosperity” yang diusung World Water Forum ke-10. Filosofi air juga tampak saat ritual Segara Kerthi, bentuk wujud rasa syukur umat manusia dalam menjaga harmonisasi alam.
Segara Kerthi merupakan bagian dari ajaran Sad Kerthi yang memuat enam perilaku mulia untuk menjaga alam semesta. Ritual ini menunjukkan kearifan asli masyarakat Bali, baik secara fisik maupun spiritual.
Bertepatan dengan perayaan Hari Suci Tumpek Uye yang dirayakan setiap enam bulan sekali, umat Hindu biasanya melaksanakan upacara untuk memohon agar semua hewan diberikan keselamatan.
“Laut selain sebagai sumber air juga merupakan habitat terbesar bagi makhluk hidup, begitulah upacara dijadwalkan bertepatan dengan Hari Suci Tumpek Uye, yaitu hari yang tepat untuk menghormati hewan,” kata Luhut.
Dalam kesempatan itu, Menko Marves juga mengapresiasi dukungan dan kerja sama seluruh pihak mewujudkan suksesnya World Water Forum ke-10. Hal terpenting yang harus diwujudkan dunia melalui ajang tersebut dikatakannya adalah seluruh pihak harus bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan air bersama.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait