Akibat detak jantung yang tidak teratur ini, darah yang dipompa dari jantung menjadi tidak stabil, dan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah. "Gumpalan darah yang terbentuk di jantung dapat memicu terjadinya stroke," tambahnya.
Prof. Yoga juga menekankan bahwa AF bisa terjadi pada siapa saja, namun orang dengan riwayat hipertensi, obesitas, kebiasaan merokok, diabetes melitus, serta faktor genetik memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kondisi ini.
Pada awalnya, terapi untuk menangani AF dilakukan melalui pemberian obat-obatan. Namun, saat ini ablasi jantung dianggap sebagai metode yang paling efektif. Ablasi adalah prosedur medis untuk mengatasi aritmia dengan menghancurkan jaringan jantung abnormal menggunakan energi panas atau dingin.
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam jantung yang terhubung dengan mesin untuk memutus jalur konduksi yang menyebabkan aritmia.
"Ada dua metode ablasi, yaitu ablasi frekuensi radio yang menggunakan energi panas (Radio Frekuensi), dan cryoablation yang menggunakan suhu dingin untuk menghancurkan jaringan penyebab aritmia," ujar Prof. Yoga.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait