Kedua, waktu penyembuhan lebih cepat sehingga pasien lebih cepat beraktivitas dan risiko infeksi yang lebih rendah karena sayatan yang dibuat lebih kecil. “Robekan kurang dari 1 cm dan biasanya berjumlah dua sayatan, satu untuk kamera video , sayatan lainnya untuk instrument bisa berupa gunting, pencukur, laser ataupun instrumen bedah lainnya yang bertujuan mendiagnosis dan mengobati permasalahan pada lutut,” ujar dr Isa.
Ketiga, memperpendek waktu rawat di rumah sakit, mengurangi risiko komplikasi post operasi dibanding bila dilakukan secara open surgery.
Dan keempat, menghindari nyeri post operasi yang berkepanjangan bila dibanding dengan operasi terbuka karena luka bekas operasi yang besar serta minimal perdarahan post operasi.
Meskipun teknik arthroscpy menjadi gold standar dalam mengatasi keluhan sendi, tidak semua masalah persendian harus menjalani prosedur operasi. Keluhan pada persendian bagian tubuh atas seperti bahu, tangan, pergelangan tangan dan lainnya biasanya dilakukan terapi non operasi. Misalnya pemakaian splint, obat pengurang nyeri, ice, physical therapy, rest, gips dan corticosteroid injeksi. “Jika terapi konservatif ini gagal baru alternatifnya adalah operasi,” kata dr Aakash, M. Biomed, Sp.OT (K) Konsultan Hand, Upperlimb, Microsurgery dalam kesempatan yang sama.
Menurut dr Aakash, banyak factor yang jadi pemicu mengapa seseorang mengalami cedera di bagian bahu, tangan, pergelangan tangan hingga jari. Olah raga seperti main basket, main tenis dan bulu tangkis, main game hingga mengetik dapat memicu gangguan pada sendi bagian atas. “Jika mengalami keluhan pada sendi apalagi sudah berulang dan sangat mengganggu, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Jangan mengambil alternatif pengobatan lain agar tidak memperparah kondisi,’ tandas dr Aakash.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait