CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Tuhan mengaruniakan hikmat yang luar biasa kepada Raja Salomo, Raja Israel yang bijaksana. Hikmat ini menginspirasi Salomo untuk menulis sebagian besar kitab Amsal, menyampaikan pemahaman dan pedoman mengenai hidup yang benar di hadapan Tuhan.
Di awal kitab Amsal, Salomo menekankan prinsip ini:
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”
Amsal 1:7
Kebenaran ini kembali ditegaskan dalam ayat berikut:
"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan."
Amsal 22:4
Salomo, yang memiliki kekayaan melimpah dan dihormati di seluruh bangsa, hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Walaupun kita bukan raja, prinsip yang ia ajarkan tetap relevan hingga saat ini.
Ratusan tahun kemudian, Rasul Paulus menulis sebuah doa dalam suratnya kepada jemaat di Efesus yang memperdalam pemahaman kita tentang Amsal 22:4:
“…Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: Betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya kepada orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya …”
Efesus 1:17-19
Doa ini mengajarkan kita bahwa dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan dan Firman-Nya, kita dapat menerima hikmat dan pengertian rohani dari-Nya. Melalui iman, Tuhan menghormati kita dan memberi kita kekayaan sejati yang ditemukan dalam Yesus. Dia melimpahi kita dengan berkat karena kasih-Nya yang besar.
Melalui kerendahan hati dan rasa takut yang suci kepada Tuhan, kita menerima janji-Nya akan kekayaan, kehormatan, dan kehidupan. Sebagian janji ini dapat kita rasakan di bumi, namun semuanya akan digenapi saat Yesus kembali kelak. Dan ketika kita menyaksikan penggenapan janji-janji Tuhan, respons kita adalah untuk memuliakan-Nya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait