JAKARTA, iNewsTangsel.id- Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang ditunggu oleh umat Islam. Meski demikian, waktu tunggu haji yang panjang, membuat umat Islam baru bisa beribadah ketika usia lanjut yang membuat daya tahan tubuh melemah.
Dalam 3 Tahun terakhir ini, Indonesia kembali mendapatkan kuota sebanyak 221.000 jemaah haji. Dengan adanya tren peningkatan usia dan besarnya jumlah jemaah haji, tentunya penting untuk memperhatikan kesehatan para jemaah mengingat seiring bertambahnya usia, daya tahan ataupun kekebalan tubuh seseorang cenderung menurun,sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi menular.
Untuk itulah, perlunya perlindungan dan pencegahan terhadap penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Pasalnya, tahun ini banyak jemaah haji berasal dari kalangan usia lansia.
Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji, dr. Mohammad Imran mengatakan bahwa jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah saat ini meningkat drastis. Data Pusat Kesehatan Haji menyebutkan dalam 7 tahun terakhir terjadi tren peningkatan jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun keatas di mana pada 2024 adanya 21% jemaah dari kalangan lansia.
Untuk itu, melakukan konsultasi kepada tenaga medis menjadi langkah penting sebelum keberangkatan haji dan umrah untuk semakin meningkatkan perlindungan terhadap jemaah. Khusus terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang salah satunya disebabkan oleh RSV (Respiratory Syncytial Virus) di tanah suci.
“Selain itu, melakukan tindakan preventif seperti vaksinasi menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit dan menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis,” ungkapnya dalam Press Conference bertajuk Kenali dan Penuhi Rekomendasi Pencegahan Penyakit Menular Pernapasan untuk Jemaah Haji dan Umrah di Hermitage Jakarta, Rabu (26/2).
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait