JAKARTA, iNews Tangsel.id- Aktor Reza Rahadian merefleksikan 20 tahun berkarya di industri perfilman Indonesia dengan cara sederhana namun bermakna untuk pribadi dengan menghadirkan sebuah buku bertajuk "Mereka Yang Pertama".
Tulisan yang diwujudkan dalam medium buku ini menjadi sebuah refleksi mengenai kehidupan terutama karirnya sebagai aktor yang ditulisnya sendiri menjadi sebuah karya buku.
Selain merilis buku, Reza Rahadian juga terapkan program kerjanya selama setahun ke depan dengan nama "Refleksi Dua Dasarasa". Namun, Reza tidak mau mengungkapkan kegembiraannya 20 tahun berkarya dengan sebuah perayaan, karena baginya semua perjalanan yang ia tempuh harus dilalui dengan refleksi diri.
Aktor kelahiran Bogor, 5 Maret 1987 ini mengatakan, perjalanan tersebut membawanya ke proses belajar membuat berbagai macam kesalahan, belajar dari kesalahan, dan berkaca pada diri sendiri.
Aktor yang sukses jadi pemeran Habibie & Ainun (2012) ini memilih diksi ‘refleksi’ ketimbang ‘perayaan’, itu lantaran dia ingin menekankan bahwa 20 tahun perjalanan kariernya bukan untuk dirayakan dalam gegap gempita, melainkan untuk direnungkan.
"Kenapa saya nggak mau pakai kata perayaan, karena saya ingin 20 tahun berkarya untuk refleksi diri untuk terus menjadi lebih baik," kata Reza Rahadian dalam konferensi pers peluncuran Program Refleksi Dua Dasarasa dan buku Mereka yang Pertama di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, pada Senin, (28/4/2025).
Putra pasanganPratiwi Widantini Matulessy dan Rahim ini mengakui buku "Mereka Yang Pertama" adalah goretan hati dirinya selama 20 tahun berkarya. Fokus yang digambarkan adalah saat pertama menjalani karier sebagai seorang aktor.
"Buku ini saya tulis sendiri, berisi tentang perjalanan karier saya di awal saat berakting. Makanya masuk nama-nama casting director, sutradara, hingga genre film perdana saya saat di film hingga sinetron," jelas pria berusia 38 tahun itu.
Lantas apa alasan mendasar, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy itu lebih menuangkan soal perjalanan kariernya, dalam sebuah karya buku "Mereka Yang Pertama".
Salah satunya, yaitu bentuk terima kasihnya kepada semua orang atau pihak yang sudah membantunya berproses menjadi sebuah aktor.
"Buku ini proses perenungan yang panjang. Tanpa ada figur dan kerja sama dengan orang-orang ini saya sulit melewati jalan karier saya, karena ada mereka semua dalam keberhasilan saya," terang Reza.
"Seperti casting director yang membuka jalan saya, sutradara yang ajak saya main film dan sinetron, hingga saya bisa ada di Festival Film Indonesia (FFI) dan menjadi sutradara," sambung Reza.
Menurut aktor Peraih predikat Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia 2010 lewat film film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini), banyak hal yang tidak diketahui banyak orang dituangkan dalam buku tersebut, serta banyak memainkan visual dan minimnya tulisan, sehingga Reza menganggap bukunya layak untuk dibaca.
"Ada cerita di balik layar saya ungkap di sini, hal personal seperti ibu saya dan peran insan film," ucap pria yang mengawali karier sebagai model majalah ini.
Reza mengisahkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dia pun kini mulai memilah menyingkirkan banyak hal yang dianggap tak lagi esensial dalam hidup.
Bagi aktor berdarah Maluku ini, menyederhanakan hidup bukan hanya soal ruang fisik, melainkan juga tentang sikap hidup.
Kesadaran ini pulalah yang pada akhirnya membuatnya enggan menggelar perayaan besar untuk menandai dua dekade perjalanan.“Saya ikut dalam unsur minimalis. Itu mungkin momentum yang sangat kontemplatif 20 tahun,” ungkap Reza.
Inet Leimena, Direktur Program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, menjelaskan, Tahun ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan Reza Rahadian yang telah berkarya selama dua dekade di dunia film dan kreatif.
“Melalui Refleksi Dua Dasarasa, kami ingin mengajak publik untuk tidak hanya merayakan pencapaian Reza Rahadian, tapi juga memahami nilai dari proses hidup dari seorang aktor dan manusia,”ungkapnya.
Sebagai bagian dari refleksinya, Reza meluncurkan program Refleksi Dua Dasarasa yang dirancang bersama Inet Leimena selaku direktur program yang mana program ini akan berjalan selama delapan bulan ke depan selama 2025 dan mencakup sejumlah kegiatan lintas bidang seni.
Salah satunya Reza akan menghadirkan pameran seni instalasi bertajuk Eudaimonia di ARTJOG 2025, Yogyakarta, mulai 20 Juni 2025. Tak hanya itu, Reza akan meluncurkan film panjang pertamanya sebagai sutradara, berjudul Pangku.
Film ini akan diputar di dua festival film internasional serta berkolaborasi dengan Jakarta Film Week dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2025.
Pada Desember mendatang, dia juga akan tampil dalam monolog Dua Dasarasa yang naskahnya ditulis oleh sutradara teater sekaligus sastrawan Agus Noor.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait