Menurutnya, pihak dari pasar film global akan datang ke JAFF Market 2025. Linda tidak akan melepaskan kesempatan itu untuk mengajak seluruh ekosistem industri film global bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
“Kalau tahun lalu mereka datang karena mereka dengar dan mereka tahu, tahun ini kita tangkap mereka. Kita meminta mereka untuk bersama-sama dengan JAFF Market seperti dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun,” lanjutnya.
Keterlibatan pihak dari pasar global diharapkan bisa mengisi kekosongan peran dari hal-hal yang belum bisa dijangkau oleh industri perfilman Indonesia. Untuk mengembangkan JAFF Market dalam waktu lima tahun ke depan, program-program yang telah direncanakan akan dijadikan sebagai salah satu pilar keunggulan pasar film tersebut. Linda pun menyerahkan tugas itu kepada Gita Fara, selaku Head of Program JAFF Market 2025.
“Itu tugasnya Gita Fara, untuk bisa meregenerasi, untuk bisa melihat scouting mana proyek-proyek yang menarik supaya kemudian dia bisa tumbuh dan berkembang. Karena kapan lagi mau ketemu siapapun di JAFF Market ada orangnya. Itu adalah salah satu keunggulan dari keberadaan JAFF Market ini,”tuturnya.
Selain itu, Linda juga menyebut rencana Pangku untuk ditayangkan di Festival Film Cannes. Menurutnya, itu adalah sebuah mimpi.“Kemudian kita bisa bawa kembali ke Indonesia dengan mengatakan, ‘teman-teman Indonesia ini sudah diapresiasi di dunia. Maka saatnya kita menunjukkan apresiasi lebih terhadap sebuah produk yang memang lahir dari JAFF Market.’ Itu adalah salah satu,” ucap Linda.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait