JAKARTA, iNewsTangsel.id - Akses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas adalah hak setiap warga negara. Sayangnya, tantangan pemerataan ini masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah mengusung enam pilar transformasi kesehatan—salah satunya adalah transformasi sistem ketahanan kesehatan.
Dalam mendukung agenda ini, Draeger Indonesia, perusahaan global di bidang teknologi medis dan keselamatan, mengambil peran aktif, khususnya pada pilar ketiga (Ketahanan Kesehatan) dan kelima (Sumber Daya Manusia Kesehatan). Kolaborasi pun dijalin dengan berbagai mitra strategis, mulai dari pemerintah, asosiasi profesi, hingga sektor industri, untuk memperkuat sistem kesehatan nasional dari hulu ke hilir.
Managing Director Draeger Indonesia, Ratna Kurniawati, menekankan pentingnya kesiapan tenaga kesehatan sebelum mengadopsi teknologi medis baru. "Teknologi hanya akan optimal jika digunakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Maka dari itu, peningkatan kapasitas SDM menjadi prioritas utama kami," ujarnya.
Sejalan dengan filosofi "Teknologi untuk Kehidupan", Draeger terus menjalankan program edukasi berkelanjutan untuk dokter muda dan residen. Tahun ini, Draeger bekerja sama dengan Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI) menyelenggarakan dua workshop edukatif: Workshop Mesin Anestesi – untuk peserta didik spesialis anestesiologi, dimulai pada 9 Mei 2025 dan Workshop Basic Ventilator – terbuka bagi dokter umum dan dokter anestesi di ICU, dimulai pada 18 Mei 2025.
Kedua pelatihan ini diselenggarakan di 17 Fakultas Kedokteran di Indonesia yang memiliki Prodi Anestesiologi dan Terapi Intensif. Workshop ini sangat krusial, mengingat lebih dari 1.200 rumah sakit di Indonesia telah mengimplementasikan alat anestesi dari Draeger. Hingga kini, lebih dari 3.000 tenaga medis telah mendapat pelatihan dari Draeger, baik secara daring maupun luring.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait