JAKARTA, iNewsTangsel.id – Inovasi otomotif dalam negeri kembali unjuk gigi di ajang pameran peralatan pertahanan tempur Indo Defence 2025. PT Sentra Surya Ekajaya (SSE), perusahaan industri pertahanan lokal, memamerkan sejumlah kendaraan tempur karya anak bangsa pada pameran yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Empat kendaraan utama ditampilkan, termasuk prototipe tank ringan P8 LIGHT TANK yang mengusung teknologi diesel-electric hybrid pertama di kelasnya. Tank ini dirancang untuk bisa bergerak senyap di medan pertempuran serta mengurangi jejak suara dan getaran lewat ban karet (rubber track).
Eka Suryajaya, Direktur PT Sentrasurya Ekajaya, menjelaskan, teknologi hybrid pada P8 LIGHT TANK dirancang berdasarkan kebutuhan khusus operasi kavaleri modern.
“Dengan sistem penggerak hybrid, tank ini dapat bergerak silent mode menggunakan tenaga baterai, sehingga sangat ideal untuk operasi penyusupan atau pengintaian. Ini merupakan hasil kolaborasi kami dengan Pussenkav dan riset internal,” ujar Eka Suryajaya, di sela-sela pameran di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Selain P8, kendaraan taktis ringan P6 ATAV juga mencuri perhatian. Varian terbaru dari mobil tempur 4x4 ini telah dilengkapi pelindung balistik STANAG 4569 Level 1, RCWS (Remote Control Weapon Station), dan sistem pendeteksi tembakan.
SSE juga memamerkan P2 KM Recon, kendaraan intai ringan untuk lima personel, serta P2 TIGER APC, hasil kerja sama dengan perusahaan Prancis, Texelis. P2 TIGER menggunakan platform 6x6 Celeris dengan turret 20 mm dan kendali senjata jarak jauh.
Kepala Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD, Mayjen TNI R. Teguh Wardoyo, mengapresiasi upaya industri lokal seperti SSE.
“P8 LIGHT TANK ini kami dorong terus karena sudah melalui prototipe awal. Kita lihat potensinya untuk mendukung mobilitas tinggi dan daya gempur satuan kavaleri ke depan,” kata Teguh.
SSE juga menandatangani MoU dan kerja sama dengan mitra dalam dan luar negeri, termasuk BRIN, Texelis, KNDS, dan MBDA. Kolaborasi ini disebut Pradhana sebagai bagian dari upaya penguatan ekosistem teknologi pertahanan berbasis otomotif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa industri dalam negeri bisa ikut menjawab tantangan kebutuhan militer modern, bukan hanya dari sisi fungsi, tapi juga efisiensi dan inovasi teknologinya,” demikian Eka.
Editor : Aris
Artikel Terkait