Pandemi menjadi titik tolak penting saat genre ini justru menemukan momentumnya di pasar lokal, memberi ruang tumbuh bagi talenta dan gaya suara yang unik.
Whisnu terus bergerak walaupun saat itu pandemi menghadang. Ia melakukan tur nasional dan membawa experience sonik Indonesian Bounce ke berbagai kota.
“Waktu itu orang haus hiburan, dan mereka terbuka untuk sound baru. Saya merasa diberi ruang untuk eksplorasi,” kenangnya.
Kini, genre ini semakin dikenal dan diapresiasi, bukan hanya oleh komunitas musik elektronik, tapi juga oleh penikmat musik pop dan arus utama.
Adapun Empat karya yang dirilis sepanjang tahun ini menjadi bukti keberanian Whisnu untuk keluar dari pola lama. Lagu “Mangu” milik Fourtwnty dan kolaborasi dengan Judika dengan lagu “Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja” menjadi perwujudan sisi personal dan emosional dalam musik elektronik.
Editor : Hasiholan Siahaan