Peran AI dan 5G-A Menuju Era Jaringan Cerdas Global

Elva Setyaningrum
Peran AI dan 5G-A Menuju Era Jaringan Cerdas Global. Foto Ist

JAKARTA,iNewsTangsel.id- Masa depan jaringan komunikasi global semakin ditentukan oleh integrasi antara kecerdasan buatan (AI) dan teknologi jaringan generasi lanjutan seperti 5G Advanced (5G-A).

Sehingga dapat dikatakan, kedua hal dari kecanggihan teknologi ersebut tidak hanya mendorong efisiensi jaringan, tetapi juga membuka jalan bagi terbentuknya ekosistem digital cerdas yang saling terhubung.

Dengan kemampuan komputasi yang semakin terdesentralisasi dan latensi ultra rendah, jaringan berbasis 5G-A dapat menjadi fondasi penting menuju pengembangan 6G dan intelligent connectivity di masa depan.

Dalam forum GTI Summit, di ajang Mobile World Congress (MWC) Shanghai 2025, 
Chief Development Officer ZTE, Cui Li, memaparkan refleksi strategis tentang dinamika terbaru dalam ekosistem digital dan teknologi cerdas lintas sektor. Sehingga diperlukan evolusi konektivitas dalam membangun neural hub untuk mendukung teknologi pintar. 

Dia menjelaskan model AI berskala besar telah memicu gelombang revolusi kecerdasan secara global. Sehingga mendorong inovasi dan terobosan berkelanjutan dalam pengembangan teknologi dan ekosistem.

"Jadi, pengembangan jaringan dari 5G ke 5G Advanced (5G-A), hingga menuju 6G, akan menjadi fondasi utama untuk transformasi digital di berbagai lini kehidupan,” katanya di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, di Indonesia, pihaknya juga aktif memperkuat ekosistem digital nasional dan mempercepat transformasi digital Indonesia.

Salah satunya,  mengemukakan konsep layanan jaringan konektivitas yang didukung AI. Di Asia sendiri, pihaknya telah berkolaborasi dengan 130 operator telekomunikasi untuk menyediakan jaringan konektivitas bermutu tinggi kepada 500 juta pengguna. 

Dia menuturkan bahwa AI kini bergerak dari pusat data menuju edge, memungkinkan aplikasi real time yang lebih responsif dan kontekstual.

"Karena peran AI di jaringan modern tidak lagi terbatas pada analitik, tetapi juga mencakup pengambilan keputusan otomatis, orkestrasi sumber daya, hingga optimasi performa jaringan secara mandiri,” ungkapnya. 

Dia menjelaskan, prioritas utama dalam kemajuan AI tetap konsisten, yakni membangun infrastruktur yang efisien, mengoptimalkan algoritma, dan memastikan penerapan yang praktis.

Sejalan dengan hal ini, maka pihaknya  mengutamakan infrastruktur komputasi, optimalisasi algoritma, dan kolaborasi edge terminal.

Melalui inovasi, pihaknya berkomitmen memajukan demokratisasi komputasi dan AI, serta membangun basis transformasi teknologi pintar di beragam industri.

“Model AI berskala besar mendorong lompatan dalam otomatisasi, pemrosesan data, dan sistem komputasi. Namun, menggarisbawahi tantangan besar yang harus dihadapi, seperti kebutuhan infrastruktur yang masif, keterbatasan algoritma adaptif, serta persoalan etika dan privasi,” terangnya. 

Dia menambahkan, tahapan menuju teknologi generasi berikutnya, seperti 5G-A dan 6G, tak bisa dilepaskan dari kesiapan infrastruktur komputasi dan jaringan. Karena konektivitas cerdas tidak bisa berdiri sendiri. Itu semua harus dibangun di atas fondasi sistem yang efisien, terbuka, dan kolaboratif. 

“Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara pelaku industri, penyedia teknologi, dan operator jaringan kini menjadi krusial, terutama di wilayah Asia yang mengalami pertumbuhan pengguna digital sangat pesat. Meskipun AI membuka banyak peluang, proses penggunaannya harus tetap berpijak pada prinsip kehati-hatian,” terangnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network