Sukarmi Ningsih: Difabel Tak Butuh Belas Kasihan, Mereka Butuh Kesempatan

Deny Pohan
TMI Difabel bukan sekadar toko ritel. Di sana, penyandang disabilitas — khususnya tuna grahita — belajar mengelola usaha. Foto ist

Sukarmi percaya, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. “Saya hanya ingin mereka merasa dihargai, punya tempat, dan bisa mandiri. Karena setiap orang punya potensi, hanya butuh ruang untuk tumbuh,” tuturnya.

Atas inisiatif ini, dukungan terus mengalir dari berbagai pihak. Direktur Bisnis & Syariah Bank Jakarta, Dipo Nugroho, menyebut langkah Sukarmi sejalan dengan visi inklusi ekonomi berkeadilan. Sementara Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menegaskan bahwa pemberdayaan difabel seperti ini adalah bagian penting dari pembangunan sosial di ibu kota.

Dari sebuah gang kecil di Bambu Apus, langkah Sukarmi kini bergema luas. Ia telah membuktikan bahwa inklusi bukan hanya wacana — tapi perjuangan nyata yang bisa mengubah pandangan masyarakat terhadap disabilitas.

“Selama kita punya niat baik, pasti ada jalan,” kata Sukarmi menutup percakapan dengan mata berbinar.

Editor : Hasiholan Siahaan

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network