Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ahmad Juwaini menambahkan, budaya pangan lokal merupakan fondasi ketahanan gizi bangsa.
“Bubur jagung, daun kelor, dan ati ayam adalah warisan gizi Nusantara. Kita perlu memperkuat kembali tradisi ini dengan sentuhan inovasi dan teknologi,” jelasnya.
Selain edukasi gizi, acara ini juga mendorong lahirnya inisiatif kader Posyandu dalam menciptakan resep MPASI berbahan lokal yang bisa diterapkan di masyarakat.
“Kader Pos Sehat adalah ujung tombak perubahan. Kami ingin mereka bisa menginspirasi keluarga untuk menyiapkan MPASI dari bahan lokal yang murah, bergizi, dan mudah diolah,” ujar drg. Martina Tirta Sari.
Melalui kegiatan ini, Dompet Dhuafa berharap kolaborasi lintas pihak dapat memperkuat upaya penurunan stunting dan menghidupkan kembali budaya makan sehat berbasis kekayaan alam Nusantara. Karena dari pangan lokal yang sederhana, lahir anak-anak Indonesia yang kuat menuju Indonesia Emas 2045.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
