Bambang mengibaratkan usia 17 tahun sebagai masa remaja: penuh rasa ingin tahu, penuh energi, sekaligus rawan kebingungan. Karena itu, ia menilai perlunya bimbingan, kolaborasi, dan arahan dari berbagai pihak agar energi besar yang dimiliki Tangsel dapat diarahkan pada percepatan pembangunan.
“Harapan kami, banyak pihak bisa terus memberikan guidance. Kegalauan khas usia remaja ini perlu diubah menjadi energi positif untuk mempercepat target-target pembangunan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembangunan kota tidak bisa hanya bergantung pada birokrasi. Kondusivitas, kolaborasi, dan partisipasi warga menjadi faktor penentu bagi Tangsel untuk melangkah lebih maju dari tahun ke tahun.
“Ini adalah kerja bersama. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen harus berjalan seirama. Dengan kepemimpinan yang ada sekarang, saya percaya Tangsel akan semakin dewasa dan semakin terarah dalam membangun,” pungkas Bambang.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
