YOGYAKARTA,iNewsTangsel.id-Film layar lebar berjudul Kuyank Semesta Saranjana: Kota Gaib kembali diperluas dengan hadirnya film terbaru berjudul Kuyank, prequel resmi yang hari ini diputar perdana dalam Special Screening Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-20.
Film ini menjadi salah satu yang paling dinantikan setelah kesuksesan besar Saranjana yang meraih 1,2 juta penonton di Indonesia. Disutradarai oleh Johansyah Jumberan, sutradara asal Kalimantan Selatan, Kuyank menggali lebih dalam legenda ilmu kuyang, salah satu urban legend paling terkenal dan melekat di masyarakat Kalimantan.
Film ini tak hanya menyajikan teror, tetapi juga menghadirkan pendekatan budaya yang kuat melalui riset mendalam dan proses produksi yang sepenuhnya dilakukan di Kalimantan.
Autentik dan berbasis Budaya Kalimantan
guna menghadirkan atmosfer yang otentik, proses shooting Kuyank dilakukan 100% di berbagai lokasi di Kalimantan serta menggunakan 50% Bahasa Banjar, bahasa daerah yang banyak digunakan masyarakat Kalimantan.
Keterlibatan talenta lokal Kalimantan juga menjadi kekuatan film ini, mulai dari aktor hingga kreator lokal. Termasuk musisi Jeff Banjar, yang kembali menciptakan soundtrack dalam Bahasa Banjar setelah lagunya di Saranjana viral secara nasional.
Dibanding pendahulunya, Kuyank diproduksi dengan skala yang lebih besar, terutama pada pengerjaan visual dan efek gaib. Efek CGI film ini digarap oleh LMN Studio, salah satu studio VFX terbaik di Indonesia yang telah menangani berbagai film besar nasional maupun internasional.
"Kami coba memberikan sentuhan visual yang berbeda dari sebelumnya dari salah satu studio visual efek terbaik di Indonesia agar bisa menghadirkan unsur horor yang membuat ketegangan bulu kuduk penonton berdiri dari teror kuyang ini,"ujar Johansyah Jumberan sutradara film ini dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/12/2025).
Adanya sentuhan visual tersebut diharapkan dapat menghadirkan sosok kuyang yang lebih nyata, mencekam, dan berkualitas tinggi, sekaligus mengangkat standar film horor lokal ke level yang lebih premium.
Di balik terpaan teror, Kuyank menyimpan cerita emosional tentang perjuangan perempuan mempertahankan keutuhan rumah tangganya di tengah tekanan adat, budaya, keluarga, serta ancaman gaib yang menguji batas ketakutannya.
Perpaduan antara horor, drama, dan budaya inilah yang membuat Kuyank hadir sebagai pengalaman sinema yang lebih kaya, bukan sekadar tontonan horor.
Tujuh tahun sebelum gerbang Saranjana terbuka, ikatan cinta Rusmiati dan Badri runtuh ketika tekanan adat dan ramalan buruk memaksa Rusmiati mencari jalan gelap: ajian Kuyang.
Keputusannya memicu teror yang menghantui bayi dan perempuan hamil, sementara identitasnya perlahan terkuak. Saat amuk massa siap menelan segalanya, Badri harus memilih antara cinta yang ia pertahankan atau masyarakat yang menuntut darah.
Film Kuyank menampilkan deretan aktor dan aktris papan atas, antara lain: Rio Dewanto, Barry Prima, Jollene Marie, Ochi Rosdiana, Dayu Wijanto, Ananda George, dan Hazman Al Idrus, ditambah talenta-talenta Kalimantan yang memperkaya kedalaman budaya dan karakter dalam film.
"Tantangan menjadi Badri dalam film ini gak mudah harus melindungi keluarga terutama istri tercinta menghadapi tekanan adat dan teror kuyang yang menimpa keluarganya,"ucap Rio Dewanto.
Pemutaran perdana Kuyank di JAFF ke-20 menjadi penanda langkah penting bagi film ini sebagai karya yang mengangkat kekayaan budaya Kalimantan ke panggung internasional.
Setelah penayangan perdananya di JAFF, film Kuyank akan dirilis secara nasional mulai 29 Januari 2026 di seluruh bioskop Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
