JAKARTA, iNewsTangsel.id - Upaya memperluas akses pendidikan bagi anak yatim piatu kembali digencarkan melalui program kolaboratif. Program ini menitikberatkan pada penyediaan alat bantu pembelajaran serta dukungan perangkat pendidikan lainnya untuk anak-anak yang menghadapi keterbatasan dalam mendapatkan layanan belajar yang layak.
Program bertajuk “Berbagi Serunya Berilmu” tersebut menyasar lebih dari 1.000 anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, hingga sejumlah provinsi di Sumatera. Penyaluran bantuan meliputi alat bantu pembelajaran interaktif, perangkat teknologi dasar, serta perlengkapan sekolah untuk menunjang proses belajar sehari-hari.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari pemerintah. Vivi Andriani, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Sekretariat Jenderal Kemendikdasmen RI, menegaskan pentingnya akses pendidikan yang setara bagi seluruh anak Indonesia. “Setiap anak memiliki potensi yang harus didukung, termasuk mereka yang tumbuh tanpa pendampingan keluarga lengkap. Kolaborasi berbagai pihak, termasuk sektor swasta, menjadi bagian penting dalam memperkuat pemenuhan hak dasar anak di bidang pendidikan,” ujarnya, Jumat (12/12/2025).
Anggya Kumala, perwakilan dari Mondelez Indonesia, menyampaikan bahwa dukungan yang digulirkan sepanjang tahun ini berfokus pada penciptaan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan mendorong motivasi anak. Ia juga menyinggung pentingnya perhatian bagi anak-anak di wilayah terdampak bencana di Sumatera dan menyatakan bahwa bantuan pangan telah disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Program yang mulai dijalankan sejak Maret 2025 ini sebelumnya telah menjangkau lebih dari 1.500 anak melalui kolaborasi bersama SOS Children's Villages Indonesia di sejumlah daerah seperti Banda Aceh, Medan, Jakarta, Lembang, Semarang, Bali, dan Flores. Tahap terbaru bersama Kitabisa.org dan Sahabat Yatim menjadi perluasan dari upaya tersebut.
Co-Director Kitabisa.org, Marisa Thara Wardhani, menyebut bahwa tujuan utama program ini adalah memperbaiki kualitas pengalaman belajar anak, bukan sekadar menyalurkan bantuan fisik. Sementara itu, perwakilan Sahabat Yatim, Muhammad Umar Wirayuda, menilai bahwa dukungan ini memberi penguatan secara emosional bagi anak-anak yang mereka dampingi setiap hari. “Perhatian kecil memiliki dampak besar. Bantuan ini membawa semangat baru bagi anak-anak untuk tetap percaya diri mengejar cita-citanya,” kata Umar.
Melalui kerja sama lintas-lembaga ini, para pemangku kepentingan berharap semakin banyak anak yatim piatu yang dapat mengakses pendidikan yang layak serta tumbuh dalam lingkungan belajar yang mendukung perkembangan mereka.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
