Brando yang juga pemerhati dinamisasi subsidi energi untuk masyarakat ini merasa aneh jika pemerintah seperti terburu-buru membagikan kompor listrik ke masyarakat.
Brando mengatakan, listrik dan elpiji sama-sama produk energi tidak terbarukan dan harganya ditentukan oleh currency luar dan market Internasional.
Brando menegaskan, bahwa dalam jangka waktu menengah, solusi kompor listrik akan menimbulkan masalah baru dan berpotensi merepotkan masyarakat kembali.
"Kebanyakan listrik kita dihasilkan berbasis diesel dan batubara. Jadi bisa dibayangkan suatu saat juga akan problem dengan harga beban subsidi," ujar Brando.
Ia menilai, selama ini, orang Indonesia kebanyakan memasak dengan berbagai bumbu agar sehat dan sedap. Sementara dengan memakai kompor listrik rasanya bukan tidak bisa, tapi akan memakan waktu lebih lama dan rasa ada perbedaan dengan kompor api.
"Jadi masakan daerah di masyarakat akan kehilangan cita rasa Nusantaranya kalau pakai kompor listrik," tegas Brando.
Selain itu, Brando menekankan pembagian kompor listrik dengan perangkatnya jangan malah menjadi harapan palsu di masyarakat yang sedang susah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta