Jakarta, INewsTangsel.ID - Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat dan Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama (KCU) Bandara Internasional Soekarno Hatta menandatangani Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA) Penanggulangan Keadaan Darurat Sarana dan Fasilitas Soekarno Hatta Into Plane Services (SHIPS) di Jakarta pada Rabu (26/7/2023).
Langkah ini guna mengantisipasi potensi risiko insiden drive away dalam pengelolaan refueling pesawat udara melalui Airport Rescue & Fire Fighting (ARFF).
“Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan kompetensi pekerja SHIPS dengan dilakukannya latihan penanggulangan keadaan darurat bersama ARFF,” kata Executive General Manager (EGM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Deny Djukardi di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Kerjasama ini ditandatangani oleh EGM PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Deny Djukardi dan EGM PT Angkasa Pura 2 KCU Bandara Internasional Soekarno Hatta, Dwi Ananda Wicaksana.
Menurut Dwi Ananda Wicaksana menyambut baik LOCA dengan Pertamina guna menangani keadaaan darurat di objek vital tersebut. Pasalnya, kondisi darurat akan berdampak bagi personal dan armada di udara dan di luar udara.
“Bandara Soekarno Hatta merupakan objek vital negara yang berdampak internasional,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Operation Head SHIPS, Ridwan menambahkan pengoperasian SHIPS guna mengantisipasi risiko insiden drive away yang berdampak terhadap tumpahan avtur dan kerusakan bagian receptacle pesawat, insiden api, cedera dan fatality.
“Kerjasama dengan ARFF diperlulan sebagai upaya mitigasi dan bantuan dalam menghadapi kondisi darurat,” tuturnya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengungkapkan kesepakatan LOCA memuat mengenai sembilan hak dan kewajiban SHIPS serta enam hak dan kewajiban Angkasa Pura 2.
"Di dalam ruang lingkup kesepakatan ini membentuk Tim Tanggap Darurat, melakukan koordinasi dan rencana latihan bersama serta pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat,” tuturnya.
Pertamina Patra Niaga fokus persoalan keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja (K3L). Upaya ini untuk meminimalisir dan menghilangkan dampak kontraproduktif yang ditimbulkan oleh operasi yang sedang berlangsung dan direncanakan oleh perusahaan.
Editor : Mochamad Ade Maulidin