Disambungnya, entah bisikan siapa dan dari mana, mulai muncul keinginan Bos Negara untuk berkuasa selama-lamanya. Segala cara dia gunakan untuk menumpuk kekuasaan. Dia mulai menempatkan orang-orang kepercayaan yang bisa dengan mudah disetirnya di berbagai posisi penting Negara.
“Tidak cukup sampai di situ, dia mulai mempersiapkan putra sulungnya untuk melanjutkan kekuasaan keluarga mereka,” kata sang narator lagi.
“Putra sulung ini dikarbit habis-habisan. Tak boleh diganggu. Siapapun yang menghalangi perjalanan sang putra sulung harus berhadapan dengan tentakel kekuasaan Bos Negara,” sambungnya.
Salah satu korban dari syahwat kekuasaan Bos Negara ini adalah Ketua Lembaga Anti Korupsi (LAK) yang digambarkan sebagai sosok yang lurus, yang bekerja mengikuti prosedur yang ada dan tidak mau main sepak bola gajah. “Dia harus berhadapan dengan tentakel kekuasaan Bos Negara, dan dibungkam,” kata Hasnu lagi.
Setelah itu adegan demi adegan pun dimulai.
Editor : Hasiholan Siahaan