get app
inews
Aa Text
Read Next : Prabowo Subianto Siapkan Posisi Istimewa untuk Maruarar Sirait

PPI Jerman Gelar Forum Adu Gagasan Tim Paslon Jelang Pemilu 2024

Jum'at, 26 Januari 2024 | 18:05 WIB
header img
Hasil forum akan dipublikasikan dalam bentuk policy brief yang menggambarkan aspirasi dan gagasan pelajar Indonesia di Jerman untuk mendukung pembangunan daerah dan tata ruang yang lebih inovatif, adil, merata, dan inklusif bagi Presiden Indonesia

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Menghadapi Pemilu 2024Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman) mengadakan forum debat terbuka membahas "Pembangunan Daerah dan Tata Ruang" pada Sabtu (20/1/2024).

Hadir dalam debat terbuka sejumlah narasumber, Prof. Sulfikar Amir mewakili tim Anies-Muhaimin, Mikhail Gorbachev Dom dari tim Prabowo-Gibran, dan Michael Victor Sianipar dari tim Ganjar-Mahfud dalam forum tersebut.

Ketua Umum PPI Jerman, Agnia Dewi Larasati, menyambut positif pembangunan daerah yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Ketua Pelaksana Forum, Geraldus Kevin Martimbang, menekankan format debat yang padat untuk menyaring gagasan pasangan calon.

"Geraldus menyatakan, 'Forum ini tidak hanya untuk memeriahkan diskusi publik yang sedang berkembang, tetapi juga sebagai wadah pendidikan politik dan kewarganegaraan bagi pelajar Indonesia di Jerman yang sedang jauh dari tanah air.' Dalam forum tersebut, tim panelis dari PPI Jerman menyampaikan aspirasi dan pertanyaan untuk menggali gagasan para tim ahli, mencakup desentralisasi fiskal, perencanaan pembangunan daerah berbasis inovasi, pengelolaan kota masa depan, pengembangan kawasan hutan, penanganan konflik agraria, dan penyediaan basis informasi geospasial sebagai dasar pembangunan."

Selain ide-ide, kritik terhadap pemerintah yang menjadi catatan untuk Presiden selanjutnya juga disampaikan oleh narasumber sepanjang forum. Dalam diskusi perencanaan pembangunan daerah, Prof. Sulfikar Amir menyoroti kebiasaan pemerintah pusat yang seringkali tidak memberikan kesempatan maksimal kepada pemerintah daerah untuk mengelola pembangunan secara otonom. Selain itu, banyak proyek strategis dari pemerintah pusat yang diimplementasikan secara top-down tanpa peninjauan dan dialog bersama pemerintah daerah maupun masyarakat di sekitar proyek. "Akibatnya, proyek bersifat terpisah dari realitas ekonomi dan sosial masyarakat di daerah tersebut," lanjut Prof. Sulfikar Amir.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut