ISRAEL, iNewsTangsel.id - Peneliti dari Royal United Strategic Institute di London, Sidharth Kausha, menyatakan bahwa tantangan utama bagi Israel mungkin bukan hanya menghindari rudal permukaan ke udara Iran, tetapi juga berhasil menyerang pangkalan militer di Iran bagian barat dan selatan yang memerlukan penggunaan kekuatan bom besar untuk menembus bunker Iran.
Ini mengacu pada dugaan bahwa fasilitas-fasilitas sensitif militer Iran mungkin tersembunyi di bawah tanah. Kausha menyebutkan bahwa pesawat Israel, seperti jet siluman F-35, mungkin dapat menghindari jaringan pertahanan udara Iran, tetapi umumnya jet-jet ini hanya dapat membawa persenjataan yang terbatas.
"Untuk menyerang target yang terkubur, mungkin diperlukan amunisi yang lebih besar, yang berarti amunisi tersebut mungkin harus dibawa secara eksternal dengan pesawat seperti F-16 - sehingga lebih mudah dideteksi oleh radar," katanya, Jumat (19/4/2024).
Untuk meningkatkan keamanan, dia menyarankan pilot Israel untuk meluncurkan serangan dari jarak yang lebih jauh. "Jaringan pertahanan udara Iran tentu saja tidak bisa ditembus oleh pesawat-pesawat ini, namun hal ini meningkatkan risiko kerugian dan kapasitas Iran untuk, setidaknya secara teori, mencegat beberapa amunisi yang datang meningkat," ujarnya.
Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel semalam dari Sabtu hingga Minggu pagi, sebagai pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap apa yang dikatakan Teheran sebagai gedung konsulat Iran di Damaskus.
Editor : Hasiholan Siahaan