BAUBAU, iNewsTangsel.id - Nasib memilukan dialami bocah SD di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Dia menjadi korban pemerkosaan 26 pria, satu di antaranya penyandang disabilitas tunanetra.
Kasus tersebut telah dilaporkan keluarga ke polisi. Namun sebulan sejak laporan dibuat, hingga saat ini belum ada pelaku yang ditangkap.
Bibi korban, Merlin mengatakan sudah melaporkan kasus ini ke Polsek Lea-Lea kemudian oleh petugas diminta membuat laporan ke Polres Baubau.
"Belum ada satu pun pelaku yang tertangkap. Sudah banyak pelaku yang kabur, termasuk yang penyandang disabilitas," ujarnya, Rabu (19/6/2024).
Menurutnya peristiwa kelam yang dialami keponakannya terjadi pada akhir April lalu. Akibatnya korban merasa malu hingga terpaksa putus sekolah.
"Korban masih mengalami trauma dan terpaksa putus sekolah. Saat kejadian korban masih duduk di bangku kelas 6 SD," katanya.
Informasi diperoleh, pemerkosaan ini berawal dari perkenalan korban dengan tiga pelaku yang berstatus pelajar SMA. Ketiganya lalu mengajak korban ke sebuah rumah kosong di Kelurahan Kolese, Kota Baubau.
Di rumah tersebut, korban diperkosa tiga pelaku. Berselang seminggu kemudian, korban kembali diajak lima pelaku berbeda di lokasi yang sama dan kembali menyetubuhinya.
Mirisnya, salah satu pelaku yang merupakan pemilik rumah merupakan penyandang disabilitas. Meski tidak dapat melihat, dia menyetubuhi korban dengan dituntun pelaku lainnya.
Dalam kurun waktu sebulan, jumlah pelaku yang memerkosa korban mencapai 26 orang, didominasi anak di bawah umur.
Kepala UPTD DP3A Kota Baubau Nur Aiyni mengatakan, saat ini kondisi korban merasa terkucilkan dari lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya.
"Keluarga korban berharap kasus ini mendapat penanganan serius dari polisi dan segera menangkap para pelaku. Kami juga memberikan pendampingan untuk korban," ucapnya.
Editor : Hasiholan Siahaan