JAKARTA, iNewsTangsel.id - Energi Terbarukan saat ini diharapkan menjadi solusi mengatasi perubahan iklim yang disebabkan pencemaran lingkungan yang sangat membahayakan umat manusia. Perusahaan yang mengoperasikan usahanya di seluruh dunia khususnya di Indonesia diharapkan juga turut berperan untuk mengurangi pencemaran lingkungan tersebut. Untuk memberikan solusi tersebut sejumlah narasumber berkompeten hadir dalam diskusi bertajuk "Net Zero Emission's Targets and Updates" melalui Zoom Meeting, Rabu (19/7/2024).
Negara ASEAN saat ini mayoritas menargetkan net zero di atas 2050, dengan pertumbuhan beban tahunan masih bergantung pada bahan bakar fosil. Dekarbonisasi terlihat mungkin secara teknologi namun belum secara komersial.
Berdasarkan World Energy Outlook, Indonesia mencapai nol emisi pada 2060 dengan 80% listrik dari energi terbarukan. Tantangan utama adalah ketidakstabilan suplai dari turbin angin dan tenaga surya.
Saat ini di Sulawesi, ada dua lokasi turbin angin. "Sumber energi terbarukan tersebut membutuhkan solusi balancing", ujar Febron Siregar dari Wartsila Indonesia.
Wartsila sendiri pada tahun 2030 akan menyediakan portofolio karbon nol dengan mesin yang bisa menggunakan 100% hidrogen dan fleksibilitas start-stop tanpa batas, tegas Febron. Selain itu Mesin hidrogen dapat digunakan untuk mendukung emisi nol.
Editor : Hasiholan Siahaan