Era Baru Industri Nikel Hijau Dimulai: PT Ceria Produksi Perdana Ferronickel

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pada 27 April 2025, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) menorehkan sejarah baru di dunia industri nikel hijau Indonesia. Smelter Merah Putih milik Ceria yang terletak di Wolo, Kabupaten Kolaka, berhasil memproduksi ferronickel perdana pada pukul 13.38 WITA.
CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata, mengungkapkan bahwa pencapaian ini mempertegas posisi Indonesia sebagai pionir dalam pengembangan industri nikel hijau berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). "Ini bukan hanya kebanggaan PT Ceria, tetapi juga untuk Indonesia," ujar Derian, Senin (28/4/2025).
Ferronickel, bahan penting dalam produksi stainless steel dan kendaraan listrik, kini diproduksi dengan mengutamakan keberlanjutan melalui teknologi inovatif. PT Ceria menargetkan kapasitas produksi 252.800 ton ferronickel per tahun dengan rencana pengembangan smelter lebih lanjut.
Selain itu, perusahaan ini juga berencana mengembangkan Nickel Matte Converter, Nickel Sulphate Plant, dan High Pressure Acid Leach (HPAL) Plant untuk menghasilkan material kunci baterai kendaraan listrik, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
General Manager RKEF Operation Readiness PT Ceria, Roimon Barus, menjelaskan bahwa smelter Ceria mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan menggunakan energi hijau yang bersertifikat, menjadikan fasilitas ini salah satu yang memiliki jejak karbon terendah di Indonesia.
"Ferronickel yang diproduksi menjadi green nickel, mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik dan energi terbarukan," kata Roimon. PT Ceria kini berkomitmen untuk tidak hanya memproduksi, tetapi juga membangun ekosistem industri hijau yang berkelanjutan, menjadikannya pemimpin dalam industri nikel hijau global.
Editor : Hasiholan Siahaan