SERANG, iNewsTangsel.id - Airin Rachmi Diany, mantan walikota Tangerang Selatan, memberikan orasi ilmiah pada wisuda IV 2024 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Minggu (11/8/2024). Dalam orasinya, Airin menguraikan berbagai tantangan serta proyeksi program yang dapat diterapkan untuk memajukan ekonomi Banten dan mencapai Indonesia Emas 2045.
Airin menekankan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor utama dalam keberlanjutan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. "SDM berperan sebagai penyedia tenaga kerja, pengetahuan dan teknologi, serta sebagai konsumen atau penerima manfaat dari hasil produksi," jelas Airin di Auditorium Untirta, Pabuaran, Kabupaten Serang.
Menurut Airin, kualitas SDM sangat erat kaitannya dengan kemajuan ekonomi, di mana kedua aspek ini saling memengaruhi. Airin menunjukkan data yang mengindikasikan bahwa kualitas manusia suatu negara, diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), selalu sejalan dengan pendapatan per kapita.
Airin juga memaparkan data IPM Provinsi Banten yang meningkat dari 72,72 pada tahun 2021 menjadi 73,87 pada tahun 2023. Namun, di balik peningkatan rata-rata ini, Airin menyoroti tantangan besar yaitu ketidakmerataan pembangunan manusia di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Banten.
"Diharapkan ke depan, pemerataan IPM dapat tercapai di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Banten," harapnya.
Airin juga menekankan bahwa SDM yang kompetitif secara global harus memiliki semangat belajar sepanjang hayat (lifelong education), kemandirian, ketangguhan, dan jiwa kewirausahaan.
"SDM juga harus berpikir logis, kritis, kreatif, menguasai teknologi informasi, memiliki moralitas, etika, sikap positif, dan berpegang teguh pada prinsip spiritual," tambahnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, Airin menyarankan peningkatan fasilitas pendidikan untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah (APS) dan menekan angka putus sekolah. Saat ini, APS di Provinsi Banten masih berada di angka 65%, di bawah rata-rata nasional yang mencapai 73%.
"Peningkatan kualitas tenaga pendidik juga penting, dengan menambah jumlah guru untuk mencapai rasio ideal antara guru dan murid, yaitu 1:15. Saat ini, rata-rata di Provinsi Banten masih berada pada rasio 1:19," jelas Airin.
Airin juga mengusulkan agar pemerintah daerah menyediakan bantuan pendidikan atau beasiswa, serta mengembangkan sekolah vokasi yang siap kerja dan usaha.
"Selain itu, transformasi pendidikan tinggi unggulan, pengembangan konsep sekolah sehat, serta lingkungan bebas kekerasan dan bullying juga perlu dilakukan," tambahnya.
Dalam hal peningkatan kualitas kesehatan di Provinsi Banten, Airin menyarankan pemerataan fasilitas kesehatan. Ia menyoroti adanya kesenjangan signifikan antara wilayah utara dan selatan.
"Pemerataan tenaga kesehatan juga perlu dilakukan untuk memenuhi rasio ideal. Di beberapa wilayah, ketersediaan dokter masih di bawah angka ideal. Saat ini, Provinsi Banten membutuhkan 820 dokter, 4.508 bidan, dan 2.774 perawat," ujarnya.
Airin juga menekankan pentingnya pemerataan akses jaminan kesehatan, dengan mencatat bahwa angka Universal Health Coverage (UHC) di beberapa wilayah masih belum ideal, dengan angka total UHC Provinsi Banten berada pada 96,91, namun ada daerah yang baru mencapai 85,69.
"Peningkatan akses kesehatan yang inklusif bisa dilakukan melalui layanan kesehatan mobile, telemedicine, peningkatan ketahanan pangan, dan optimalisasi peran posyandu," ungkapnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas ekonomi di Banten, Airin menekankan pentingnya peningkatan kapasitas infrastruktur pendukung perekonomian, terutama untuk mengatasi kesenjangan antara wilayah utara dan selatan Provinsi Banten.
"Pembangunan kawasan industri juga penting untuk menciptakan lapangan kerja, misalnya dengan mengembangkan kawasan segitiga Cikupa-Balaraja-Tigaraksa dan koridor urban Ciruas-Serang-Cilegon," katanya.
Airin juga menekankan pentingnya perbaikan kualitas perizinan usaha untuk meningkatkan investasi, serta penguatan sektor pariwisata di Banten yang memiliki potensi besar seperti wisata budaya, heritage, pantai, hutan, dan geopark.
"Penguatan aspek teknologi melalui penyediaan akses digital 5G, akses permodalan, dan pembinaan manajemen bagi koperasi dan UMKM, serta pemberdayaan petani dan nelayan juga sangat diperlukan," tutupnya.
Airin juga menyoroti pentingnya pengembangan budaya dan kehidupan sosial di Provinsi Banten, dengan mengupayakan pelestarian budaya dan kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai luhur seperti gotong-royong, menjaga kelestarian alam, dan melestarikan warisan budaya.
"Penguatan prinsip budi pekerti dan tata krama dalam kehidupan bermasyarakat, serta pencegahan dampak negatif globalisasi, modernisasi, dan kebebasan informasi, perlu terus didorong untuk mempertahankan rasa bangga terhadap identitas dan jati diri kita," pungkasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan