Kasus Paket Sembako
Sebelumnya, Polres Bone bersama Panwascam Lappariaja menemukan 10.000 paket sembako di rumah warga bernama Muh Adil di Kecamatan Lappariaja, Bone. Berdasarkan penyelidikan, paket tersebut diketahui milik Prof. Zakir Sabara, seorang pengajar di perguruan tinggi di Makassar.
Prof. Zakir mengaku paket sembako itu diperuntukkan bagi kegiatan sedekah Jumat berkah dan membantah ada kaitannya dengan politik Pilkada. Namun, Ketua DPP LSM Latenrtatta Bone, Mukhawas Rasyid, menilai temuan tersebut perlu perhatian serius dari penegak hukum. “Jumlah paket ini sangat besar, apalagi dibagikan jelang pencoblosan. Sangat mencurigakan,” ungkapnya.
Mukhawas juga mempertanyakan sumber dana Prof. Zakir untuk mendanai kegiatan tersebut. “Sebagai pengajar, dari mana dana sebesar itu? Lagipula, kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di Lappariaja, sehingga wajar jika dicurigai ada kepentingan politik,” ujarnya.
Video yang beredar di media sosial memperkuat dugaan ini. Dalam video tersebut, seorang warga mengaku menerima paket sembako dengan arahan memilih paslon tertentu pada Pilgub Sulsel dan Pilbup Bone.
Dugaan Ketidaknetralan Aparat Polres Bone
Kasus ini berkembang lambat karena adanya dugaan konflik kepentingan dari beberapa pejabat kepolisian di Bone, seperti Kasat Reskrim AKP Muh Jusriadi Yusuf, Kasat Intelkam Iptu Muh Yusfin, dan Kapolsek Lappariaja Iptu Muh Amir Mahmud. Ketiganya diduga memiliki kedekatan dengan Prof. Zakir dan salah satu paslon Pilbup Bone, Andi Islamuddin.
Editor : Hasiholan Siahaan