Hasil asesmen sementara menunjukkan bahwa kebutuhan darurat para penyintas meliputi selimut, evakuasi, dan pasokan air bersih.
Banjir yang melanda 18 dari 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang disebabkan oleh curah hujan tinggi sejak Senin (2/12) serta pendangkalan sejumlah aliran sungai, termasuk Sungai Cilemer, Ciliman, dan Cilatak, yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Menurut Kepala BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, banjir di Pandeglang disebabkan oleh kombinasi luapan sungai akibat pendangkalan, hujan intensitas tinggi, dan gelombang pasang air laut yang menyebabkan volume air sungai melimpah. “Normalisasi sungai harus segera direkomendasikan. Kami berharap sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dapat segera terjalin,” ujarnya.
BPBD Kabupaten Pandeglang melaporkan bahwa 15.405 jiwa terdampak banjir ini. Sebanyak 18 kecamatan yang terdampak antara lain: Cikeusik, Angsana, Bojong, Cibaliung, Cigeulis, Cisata, Labuan, Munjul, Pagelaran, Pulosari, Saketi, Sindangresmi, Sobang, Sukaresmi, Panimbang, Picung, dan Menes.
Kecamatan Patia dan Angsana menjadi wilayah terdampak terparah, sementara lima kecamatan lainnya, yaitu Menes, Cibaliung, Pulosari, Labuan, dan Cigeulis, mulai menunjukkan penurunan debit banjir.
Editor : Hasiholan Siahaan