Perjuangan Pedagang Trotoar Pasar Ciputat Hadapi Risiko dan Tantangan
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/34d32_pedagang-trotoar.jpg)
CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Budi, seorang pedagang berusia 40 tahun, telah menggeluti dunia jual beli di trotoar Pasar Ciputat selama enam tahun terakhir. Walau pendapatan harian yang dulunya mencapai 800 ribu hingga 1 juta rupiah, kini ia harus puas dengan sekitar 500 ribu rupiah per hari.
Tantangan terbesar yang dihadapi Budi adalah risiko dari kehadiran Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOLPP) dan organisasi masyarakat (ORMAS). "Berjualan di pinggir jalan memang memiliki risiko, seperti diusir atau dimarahi oleh Satpol PP dan ormas," ungkapnya kepada iNewsTangsel.id, Senin (10/2/2025).
Budi mengungkapkan bahwa ia terpaksa membayar sejumlah uang kepada Ormas untuk mendapatkan izin berjualan di trotoar.
"Biasanya saya membayar antara 150 hingga 200 ribu rupiah, tergantung situasi," cerita Budi.
Meskipun begitu, Budi lebih memilih berjualan di trotoar karena di dalam pasar Ciputat, pedagang kaki lima dilarang untuk berjualan. "Di dalam pasar, kami tidak diperbolehkan berjualan, jadi trotoar adalah pilihan yang tersisa," keluh Budi.
Kondisi yang semakin sulit membuat Budi berharap situasi berjualan akan kembali membaik. "Semoga ke depan banyak pembeli yang datang, seperti saat-saat terbaik saya berjualan," harapnya penuh optimisme meski tantangan semakin berat.
Meski menghadapi ancaman dari pihak berwenang dan Ormas setiap hari, Budi tetap berusaha bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang ada.
"Kami harus terus berjuang untuk keluarga," ucapnya.
Editor : Aris