Dukung Kerja Sama Indonesia-Turki, Komisi I: Pembangunan Pabrik Drone Perkuat Alutsista Nasional

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Oleh Soleh, menyatakan dukungannya terhadap kerja sama antara Indonesia dan Turki, khususnya terkait rencana pembangunan pabrik drone. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia.
Komisi I DPR RI menyoroti empat kerja sama strategis, yaitu:
1. Kolaborasi di sektor industri pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Sekretariat Industri Pertahanan Kepresidenan Turki.
2. Perjanjian joint venture antara Republikorp dan Baykar untuk mendirikan pabrik drone di Indonesia.
3. Nota kesepahaman antara Turkish Radio Television Corporation (TRT) dan LPP RRI dalam bidang penyiaran radio.
4. Perjanjian kerja sama antara Anadolu Ajansi (AA) dan Kantor Berita Antara.
Oleh Soleh menegaskan bahwa pembangunan pabrik drone merupakan langkah strategis dalam memperkuat sektor pertahanan Indonesia. Ia mendorong pemerintah untuk menindaklanjuti kerja sama ini secara serius.
"Drone saat ini menjadi salah satu peralatan perang modern yang digunakan oleh negara-negara kuat. Kami mendukung penuh agar pemerintah segera merealisasikan proyek ini," ujar Oleh Soleh, Jumat (14/02/2025).
Legislator dari Dapil Jawa Barat XI ini juga menilai bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat mempererat hubungan bilateral dan membawa manfaat bagi kedua negara, terutama dalam pengembangan industri pertahanan.
Menurutnya, jika pembangunan pabrik drone militer terealisasi, Indonesia dan Turki berpotensi menghasilkan teknologi canggih yang mampu bersaing dengan negara lain.
"Terkait lokasi dan skema pembangunan pabrik, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah," tambahnya.
Oleh Soleh juga menyoroti kemungkinan keterlibatan pihak swasta dalam proyek ini. Jika swasta turut serta, ia meminta agar dilakukan kajian menyeluruh untuk memastikan kesiapan dan efektivitas kerja sama tersebut.
"Soal teknisnya, kita percayakan kepada pemerintah Indonesia dan Turki. Jika melibatkan pihak swasta, maka perlu pembahasan komprehensif," katanya.
Ia menegaskan bahwa kerja sama ini harus berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan pertahanan Indonesia guna menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Harapannya, proyek ini tidak hanya memperkuat Alutsista, tetapi juga meningkatkan kualitas SDM pertahanan Indonesia. Semua harus bermuara pada penguatan minimum essential force kita," tutupnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Erdogan, telah disepakati 13 kerja sama strategis di berbagai bidang.
Editor : Hasiholan Siahaan