Gerakan Belarasa LDD KAJ: Menyalakan Harapan, Menghidupkan Kemanusiaan Demi Keadaban Publik

Kardinal Suharyo menyebut bahwa inspirasi gerakan ini bersumber dari nilai iman Katolik dan ajaran Alkitab. Hati yang digerakkan oleh iman, menurutnya, akan mendorong setiap orang untuk berbuat kebaikan dan menjadi bagian dari solusi atas berbagai permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Kardinal Suharyo juga mengungkapkan bahwa Keuskupan Agung Jakarta telah menyerukan semangat berbela rasa sejak 2014. Dalam perjalanannya, gerakan ini diiringi dengan upaya memahami dan mengimplementasikan lima ajaran sosial gereja dalam kehidupan umat Katolik.
Salah satu ajaran yang diutamakan adalah penghormatan terhadap martabat manusia, yang diwujudkan antara lain dengan menyediakan rumah singgah bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Aksi nyata lainnya adalah mendorong upaya penghentian praktik perdagangan manusia.
Gerakan ini, lanjut Kardinal Suharyo, dilandasi pula oleh sila kelima Pancasila tentang keadilan sosial. Ia menekankan pentingnya solidaritas untuk menjembatani kesenjangan dan menyembuhkan “luka-luka kemerdekaan” seperti kemiskinan yang masih melanda banyak warga.
“Karena di mana pun akan selalu ada yang kuat dan lemah, kalau masing-masing berjalan sendiri, tidak akan tercapai kebersamaan itu perlu ada kesadaran bersama untuk menghadirkan keadaban publik demi terciptanya kesejahteraan bersama,” tuturnya.
Editor : Hasiholan Siahaan