Asosiasi Dinas Kesehatan Dorong Inovasi dan Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting

DENPASAR,iNewsTangsel.id – Percepatan penurunan stunting melalui inovasi, teknologi dan kolaborasi perlu terus dilakukan demi menuju Indonesia unggul.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul tersebut, salah satunya adalah dengan memperkuat pondasi kesehatan masyarakat desa, melalui pengendalian penyakit untuk pengentasan stunting.
Sebagaimana diketahui, stunting masih menjadi tantangan besar Indonesia. Meski dalam sepuluh tahun terakhir, prevalensi stunting terus mengalami penurunan, namun Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting masih 21,5%. Angka tersebut masih berada di atas target yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu sebesar 20%.
Dalam pembukaan Lokakarya Nasional 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) dengan tema Praktek Baik Implementasi Pengendalian Stunting di Indonesia: Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi yang berlangsung di Ungasan, Bali , 29 April 2025, turut dilakukan peluncuran Program Generasi Maju Bebas Stunting Award 2025, Nutrical, dan Buku Dana Desa.
Dalam sambutannya, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Bali, I Wayan Sumarjaya mengatakan perlunya mendorong kehadiran desa-desa peduli kesehatan untuk pecegahan penyakit dan pengentasan stunting.
“Kami selalu mendorong hadirnya desa peduli kesehatan, yaitu desa yang menempatkan isu kesehatan sebagai arah dan prioritas utama dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sinergisitas program, sumberdaya dan sumber dana di desa akan memudahkan upaya desa menuju keluarga sehat dan mandiri,” jelas I Wayan Sumarjaya.
Editor : Hasiholan Siahaan