Padel Jedi Simbol Gaya Hidup Aktif Generasi Muda
TANGERANG, iNewsTangsel.id - Tren micro retirement atau jeda singkat dari rutinitas demi memulihkan energi dan mencari keseimbangan hidup, kian digemari masyarakat. Fenomena ini turut mendorong minat pada aktivitas fisik yang lebih terstruktur, termasuk padel yang berkembang pesat dalam setahun terakhir.
Tren ini terlihat dalam The Luxe Cup: Padel Society Showdown 2025 di Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (6/12/2025). Ajang ini mempertemukan komunitas padel Jabodetabek dalam suasana turnamen yang santai, namun kompetitif.
Menyikapi meningkatnya budaya hidup sehat dan olahraga terjadwal, Xiaomi Indonesia hadir sebagai Official Lifestyle Technology Partner pada turnamen tersebut. Marketing Director Xiaomi Indonesia, Andi Renreng, mengatakan, teknologi kini memiliki peran sentral dalam memaksimalkan aktivitas kebugaran.
“Perangkat dan aplikasi kini memfasilitasi hampir semua aspek gaya hidup aktif, mulai dari memantau progres olahraga hingga memperluas koneksi sosial,” katanya.
Dia menjelaskan, di acara ini pihaknya menampilkan perangkat wearable seperti Watch S4 Series dan OpenWear Stereo Pro yang membantu pengguna memantau detak jantung, tidur, intensitas latihan, hingga dokumentasi olahraga melalui kamera smartphone Leica.
“Keseimbangan antara latihan dan awareness kesehatan juga mendapat perhatian khusus. Kami juga menyoroti perangkat hair care dan smartphone kamera Leica untuk menunjang kebutuhan dokumentasi visual komunitas olahraga intens, seperti padel,” terangnya.
Sementara itu, dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiolog) Siloam Heart Hospital, dr. Giovanno Rachmanda menegaskan, pentingnya deteksi dini risiko jantung di kalangan usia produktif yang aktif berolahraga.
“Tren padel menunjukkan gaya hidup sehat bukan hanya soal bergerak, tetapi juga memahami batas tubuh dan memanfaatkan teknologi untuk menjaga performa sekaligus kesehatan jantung,” ungkap dr. Giovanno.
Dia memaparkan, sebagai Official Medical Partner di acara ini pihaknya memberikan edukasi “Heart-Safe Workout” serta menyediakan tim medis, fisioterapis, hingga layanan skrining kolesterol dan jantung.
“Kehadiran kami di tengah komunitas olahraga ini menegaskan urgensi edukasi preventif, bukan sekadar pengobatan. Aktivitas fisik dianggap baik, namun tetap harus dilakukan dengan dasar pengetahuan kondisi tubuh masing-masing,” imbuhnya.
Menurut dia, gaya hidup aktif tetap memiliki risiko bila tidak dibarengi pemantauan kesehatan yang tepat. Apalagi, kasus gangguan jantung pada usia produktif meningkat, termasuk yang rutin berolahraga.
“Deteksi dini sangat penting, begitu pula memahami tanda-tanda peringatan,” paparnya.
Editor : Elva Setyaningrum