get app
inews
Aa Text
Read Next : Pendidikan Inklusif Dorong Kemandirian Karier Penyandang Disabilitas

Banten Dorong Akses Setara bagi Difabel Lewat Peta Jalan Inklusi

Minggu, 07 Desember 2025 | 20:45 WIB
header img
Pelepasan burung sebagai simbol festival inklusi bertajuk “InklusiLand: Everyone Shines, Everyone Matter”, resmi dibuka. Foto Elva

TANGERANG, iNewsTangsel.id -Pemerintah Provinsi Banten berkomitmen  memperkuat layanan publik yang ramah bagi penyandang disabilitas. Bahkan, saat ini tengah mematangkan peta jalan inklusi jangka panjang agar kesetaraan tidak hanya menjadi visi, tetapi hadir dalam pengalaman hidup masyarakat setiap hari. 

Gubernur Banten, Andra Sony menjelaskan,  inklusi harus diterjemahkan dalam bentuk kebijakan, infrastruktur, serta pelayanan publik yang dapat diakses oleh semua tanpa kecuali. 

“Untuk itu, daerah harus membuka ruang yang adil bagi penyandang disabilitas agar mereka dapat berpartisipasi penuh dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, maupun pendidikan,” katanya saat Festival InklusiLand 2025, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Minggu (7/12/2025). 

Menurut dia, inklusi bukan sebatas agenda sosial, ini adalah keberpihakan yang diwujudkan dalam kebijakan, infrastruktur, dan layanan publik yang benar-benar bisa diakses semua warga. 

“Festival ini memberi pesan,  penyandang disabilitas tidak menunggu untuk diberi ruang, justru mereka siap mengambil peran. Tugas kita adalah memastikan pintu itu terbuka,” ujar Andra. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB), Maya Miranda Ambarsari menegaskan, festival ini hanya perayaan, tetapi telah menjadi langkah bersama menuju masa depan yang memberi ruang bagi semua untuk tumbuh dan dihargai. 

“Kami percaya, kemajuan sebuah bangsa lahir ketika setiap warganya diberi kesempatan untuk hadir, berkarya, dan berperan. Inklusi tentang membuka pintu bagi kesetaraan,” terangnya. 

Sementara itu, Ketua Pelaksa Harian YIPB  sekaligus inisiator festival ini, Cahaya Manthovani menambahkan, festival ini lahir bukan sebagai sebuah seremonial semata melainkan menjadi gerakan sosial yang dirancang sistematis, monumental, dan berkelanjutan. 

“Inklusi bukan konsep melainkan sikap hadir untuk semua. Kami ingin inklusi tidak berhenti pada panggung, tetapi mengalir menjadi budaya sehingga tidak berhenti sebagai wacana, tetapi menjadi ruang hidup yang dapat diakses oleh semua,” ungkapnya. 

Dia menerangkan, festival ini dirancang sebagai perayaan publik perdana, sekaligus simbol kelahiran “rumah baru” bagi masyarakat penyandang disabilitas, tempat untuk berkarya, dirayakan, dihargai, dan berpartisipasi penuh dalam ekosistem sosial yang inklusif. 

“Inklusi tumbuh ketika masyarakat membangun ruang bersama dan saling menguatkan. Semangat tersebut kemudian diwujudkan pengalaman multidimensi yang mengintegrasikan inklusivitas sosial dengan keberlanjutan lingkungan,” ulas Cahaya. 

Editor : Elva Setyaningrum

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut