get app
inews
Aa Read Next : Rapat Pleno Terbuka KPU Tangsel Tetapkan DPT Final untuk Pilgub Banten dan Pilwalkot Tangsel

Ramadan Unik Lintas Etnis di Indonesia, Nomor 5 Terasa Kuat di Tangerang

Rabu, 13 April 2022 | 10:35 WIB
header img
Ramadan unik banyak tradisi dari berbagai etnis di Indonesia. (Foto: Thirdman/Pexels)

Bagi orang Minang, lemang dianggap spesial dan selalu disajikan pada momen-momen besar Islam seperti Ramadhan, Lebaran, 12 Rabi’ul Awal atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi unik Ramadhan dari berbagai suku ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan bisa ditemui hampir di seluruh penjuru Minangkabau. Para warga pun tidak sendiri-sendiri membuat lemang, melainkan bergotong-royong untuk berbagi tugas.

Tujuan diadakan malamang adalah mempererat silaturami dan sebagai ajang berkumpul dan bercengkerama dengan kerabat.

3. Suru Maca, Bugis

Suru Maca atau Assurommaca adalah tradisi unik dari masyarakat Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan. Dikutip dari jurnal 'Assuro Maca di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros', tradisi Suru Maca dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur warga atas rezeki, berdoa bersama untuk menolak bala dan para leluhur, serta mempererat silaturahmi.

Tradisi Suru Maca dilakukan pada akhir Sya'ban atau sepekan sebelum Ramadhan. Warga Bugis akan menjajakan hidangan tradisional khas Makassar lalu berdoa bersama sebelum menyantap makanan.

Tradisi ini diperkirakan sudah ada jauh sebelum Islam masuk ke tanah Makassar.

4. Megibung, Bali

Tradisi unik Ramadhan dari berbagai suku lainnya adalah Megibung dari warga Karangasem, Bali. Budaya yang juga bisa disebut sebagai ngadang ini adalah makan bersama di mana beberapa orang duduk bersila membentuk lingkaran.

Di tengah-tengah mereka terdapat nasi berserta lauk-pauk yang dihidangkan di atas nampan atau daun pisang. Saat makan, mereka bisa saling mengobrol dan bercanda satu sama lain.

Megibung diyakini sudah dilakukan sejak tahun 1692 pada saat pemerintahan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem di Kerajaan Karangasem. Ketika prajuritnya sedang beristirahat usai penaklukan kerajaan di Sasak (Lombok), Sang Raja membuat aturan makan bersama-sama dengan melingkar.

Megibung juga memiliki beberapa etika yang cukup ketat, di antaranya makan harus menggunakan tangan, sisa makanan dari mulut tidak boleh berceceran, tidak boleh bersin, meludah, dan lain-lain.

Tradisi ini kemudian diadopsi oleh Muslim di Bali dan dilaksanakan menjelang atau di akhir Ramadhan untuk menyambut Lebaran. Biasanya sebelum melaksanakan Megibung, dilakukan khataman Alquran.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut