TANGSEL, iNews.id - Sekitar 300 ijazah siswa di SMKN 2 Tangerang Selatan (Tangsel) hingga kini masih menumpuk dan belum diambil para siswa sejak 2012 hingga 2021.
Pemicunya beragam hal, termasuk soal pengembalian buku sekolah yang belum diselesaikan.
Salah atu orangtua mantan siswa SMKN 2 berinisial LS mengaku, putranya sudah 2 tahun lalu sejak kelulusan belum juga bisa mengambil ijazah. Hal itu disebabkan adanya sejumlah buku perpustakaan yang belum dikembalikan.
"Ternyata anak saya bukunya kurang empat. Terus kata guru perpustakaan, ijazah enggak bisa diambil karena bukunya harus kumpul dulu," kata LS, Jumat, 27 Mei 2022.
LS yang bersuamikan kuli serabutan itu bercerita, sejak putranya lulus tahun 2020 lalu dia baru sekali mendatangi pihak sekolah untuk menegoisasi pengambilan ijazah. Namun upaya itu gagal karena belum ada titik temu pengembalian buku-buku tersebut.
"Baru sekali saya ke sana, seminggu lalu. Ya sampai sekarang anak saya enggak bisa cari kerja buat bantuin bapaknya, bapaknya kerja jadi kuli harian. Kalau mau ngelamar-ngelamar pasti ditanyainnya kan ijazah," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SMKN 2 Bidang Kurikulum, Santoso membeberkan, jika saat ini terdapat 300-an ijazah siswa yang belum diambil. Semua ijazah masih menumpuk di salah satu ruang sekolah sejak 2012 silam.
"Dari 2012 ke 2021 itu ada 300 ijazah, itu yang kita rekap ya," katanya. Santoso tak menampik adanya siswa yang belum bisa mengambil ijazah karena ada tanggung jawab yang belum diselesaikan.
Hanya saja, kata dia, semua kendala itu bisa dibicarakan dan dicarikan jalan keluar. "Jadi enggak ditahan sebetulnya, asal bukunya dikembalikan sudah langsung kita berikan. Kalau hilang tinggal buat surat pernyataan," ucapnya.
Menurut dia, pengembalian buku tersebut sangat penting karena nantinya akan didata untuk disesuaikan dengan anggaran yang sudah dibelanjakan sekolah. Sedang alasan lainnya, Santoso menyinggung soal kedisiplinan. "Itu kan nanti dihitung ya sama Inspektorat. Kita melatih kedisiplinan sebenarnya," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta