TANGERANG, iNewsTangsel.id - Ratusan sapi ternak di Kabupaten Tangerang telah terinfeksi penyakit kulit berbenjol atau Lumpy Skin Disease (LSD). Total ada 303 sapi yang terjangkit penyakit tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, drh Joko Ismadi, mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan sejak 3 Mei 2023.
"Hingga 3 Mei 2023, terdapat 219 kasus di 13 kecamatan. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat penambahan kasus di 3 kecamatan. Sehingga total ada 303 kasus di 16 kecamatan," ujarnya dalam keterangan resmi pada Selasa, (16/5/2023).
Pihaknya menghadapi kendala dalam penanganan penyakit hewan ini, salah satunya adalah kelangkaan vaksin.
"Stok vaksin yang kita miliki sejak Januari, dialokasikan hanya 800 dosis oleh Provinsi Banten, dan sudah habis pada awal Maret. Kemudian kami meminta bantuan lagi, namun hingga saat ini belum ada. Informasinya, ada masalah dengan pasokan di pelabuhan atau alasan lain," katanya.
"Kendala kedua adalah kami di kabupaten/kota merasa bahwa Kementerian Pertanian sebagai pemangku kepentingan terkait LSD ini kurang responsif. Ini berbeda dengan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK)," tambahnya.
Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berusaha untuk menyembuhkan sapi ternak yang terinfeksi. Oleh karena itu, banyak sapi ternak yang sebelumnya positif terjangkit LSD kini telah sembuh.
"Bahkan ada beberapa hewan yang sebelumnya merupakan kasus mencurigakan, namun saat ini sudah sembuh," ucapnya.
Joko menjelaskan bahwa ratusan hewan ternak yang dinyatakan positif terinfeksi penyakit kulit berbenjol, pada umumnya adalah sapi-sapi yang ada di wilayah tersebut.
"Hewan ternak yang terinfeksi terutama adalah sapi, dan secara umum, kasus yang paling banyak terjadi pada sapi," katanya.
Joko juga menjelaskan bahwa penanganan terhadap hewan yang terinfeksi LSD dilakukan dengan cara yang sama seperti penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK), yaitu dengan memisahkan hewan yang sehat.
"Kami berusaha maksimal dalam melakukan apa yang bisa kami lakukan, termasuk melaksanakan vaksinasi PMK ketika ada waktu luang. Namun, intinya kami melakukan yang terbaik dalam penanganan ini," jelasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait